Selasa 15 Apr 2014 16:07 WIB

Akan Ada Wisata Sejarah Napak Tilas Bung Karno di Bandung

Rep: c30/ Red: Bilal Ramadhan
Rumah Inggit Ganarsih di Jalan Inggit Ganarsih No 8, Bandung, Jawa Barat
Rumah Inggit Ganarsih di Jalan Inggit Ganarsih No 8, Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Pemkot Bandung menyiapkan master plan untuk wisata sejarah napak tilas Bung Karno dan sejarah ideologi-ideologi di Kota Bandung. Semua tempat yang pernah 'disinggahi' Soekarno akan dijadikan satu rute wisata. Pembangunan dilakukan bersama masyarakat dengan biaya swadaya dari masyarakat.

Satu paket wisata tersebut dimulai dari tempat belajar Bung Karno semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dilanjutkan ke rumah Ibu Inggit Ganarsih yang merupakan istri kedua Soekarno. Kemudian Gedung Indonesia Menggugat, yang mana gedung ini adalah tempat Soekarno ketika membacakan pleidoinya yang terkenal dengan judul 'Indonesia Menggugat' pada persidangan Landraad pada 1930.

Selain itu, Lapas Sukamiskin di mana Soekarno pernah dipenjarakan. Kemudian Lapas Banceuy dan Gedung Konferensi Asia Afrika (KAA) yang pernah dijadikan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 saat Bung Karno menjadi Presiden RI. Tempat-tempat tersebut akan dijadikan rute wisata napak tilas sejarah Bung Karno di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, situs sejarah Lapas Banceuy akan direvitalisasi. Selain revitalisasi penjara, juga akan ada patung Bung Karno sedang berpikir. "Ada Bung Karno yang lagi duduk yang akan kita desain," kata dia sambil menunjukkan desainnya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (15/4).

Dikatakan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam waktu dekat pemkot akan segera mempresentasikan desain yang sudah dilakukan kepada keluarga Bung Karno. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga Soekarno.

"Kalau tidak ada halangan kita akan presentasi ke keluarga Bung Karno dalam dua pekan ini karena desainnya sudah selesai," katanya

Emil mengatakan, anggaran dalam pembangunan berasal dari swadaya masyarakat. Pemkot hanya memfasilitasi proses pembuatan rute wisata. Semua yang memelihara dan mengurusi rute wisata tersebut berasal dari swadaya masyarakat. "Masyarakat sangat antusias dan berkeinginan dalam pembuatan wisata sejarah ini," ujarnya.

Dikatakan Emil, misi pembuatan rute wisata ini untuk membangun Kota Bandung sebagai ibu kota negara-negara di Asia dan Afrika seperti yang disebutkan Jawaharlal Nehru dalam penutupan KAA pada tanggal 24 April 1955. Untuk itu, kata dia, Bandung akan menjadi inspirasi bangsa-bangsa lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement