Selasa 15 Apr 2014 08:27 WIB

Usai Pemilu, Gas Melon Hilang di Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: A.Syalaby Ichsan
Elpiji 3 kilogram.
Foto: Prayogi/Republika
Elpiji 3 kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Lancar dan amannya pelaksanaan pemilihan anggota legislatif (pileg) dan pemilihan gubernur (pilgub) Lampung, tak membuat pasokan elpiji 3 kg atau tabung melon, tersedia. Selain harganya sudah tinggi mencapai Rp 20 ribu, namun elpiji rakyat kecil ini sulit didapat.

Pihak pangkalan dan agen elpiji 3 kg dan 12 kg di wilayah kota Bandar Lampung, stoknya kosong, sudah sepekan lebih sampai Selasa (15/4). Kekosongan ini akibat pasokan tidak sesuai target pesanan.

Harga tabung elpiji yang dipatok pangkalan dan agen maksimal Rp 15 ribu, namun pengecer dan warung menjualnya mencapai Rp 20 ribu per tabung.

Pangkalan elpiji Koperasi Swamitra di Kemiling, sudah menutup kiosnya sepekan ini, karena pasokan dari distributor elpiji tersendat. Kondisi serupa terjadi di agen elpiji Wayhalim, Waykandis, dan Pasar Induk Tamin. Kawasan ini tidak menyediakan stok tabung melon lagi sudah dua pekan.

Menurut Subang, pangkalan elpiji 4 kg Koperasi Swamitra, pasokan dari distributor tersendat, akibatnya elpiji yang beredar tersendat hingga ke pengecer. "Karena pasokannya tersendat, harganya jadi naik tinggi. Soalnya barangnya sulit diperoleh," katanya.

Pemilik toko sembako di Jl Imam Bonjol, masih menyisakan tiga tabung melon bersegel. Tapi, ia terpaksa menjualnya dengan harga Rp 19 ribu per tabung. "Mungkin mahal, jadi warga keberatan," tuturnya.

Uncu, warga Beringin Jaya, terpaksa mencari elpiji 3 kg ke luar kecamatannya. Untuk mengasapkan dapurnya setiap hari, ia rela membeli tabung melon tersebut di pusat kota dengan harga Rp 21 ribu per tabung. "Saya sudah keliling di kampung kosong semua. Terpaksa ke Tanjungkarang, tapi harganya sudah Rp 21 ribu," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement