Sabtu 12 Apr 2014 22:57 WIB

Pemda Ini Tawarkan Program Usai Panen

Panen Apel (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panen Apel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU-- Pemerintah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menawarkan program pasca panen kepada berbagai pihak dengan tujuan meningkatkan pengembangan wilayah dan potensi kawasan industri di kota itu.

"Program ditawarkan adalah pasca panen seperti pembangunan pabrik tepung maupun pengolahan dan pengalengan buah," ujar Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Banjarbaru Muhammad Rustam, Sabtu.

Ia mengatakan, Banjarbaru memiliki potensi kawasan industri yang terletak di sebelah barat kota yakni Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kecamatan Liang Anggang maupun daerah sekitarnya di kecamatan setempat.

Dijelaskan, letak LIK dan sekitarnya cukup strategis karena selain dekat dengan akses jalan negara juga mudah menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sehingga relatif menguntungkan dari sisi biaya transportasi.

"Jarak LIK Liang Anggang dan daerah sekitarnya cukup dekat dengan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin yakni 20 kilometer sehingga memudahkan pengiriman bahan mentah maupun distribusi hasil olahan," ungkapnya.

Menurut dia, kemudahan itu jelas menguntungkan karena pemilik modal bisa mengembangkan usaha tanpa khawatir mengalami kesulitan jalur transportasi darat dan laut yang bisa digunakan setiap saat. "Akses transportasi darat dan laut penting bagi pasokan bahan mentah dan distribusi produk karena setiap saat bisa memasarkan hasil olahan ke luar pulau, termasuk jalur darat ke berbagai wilayah di Kalsel," ujarnya.

Dikatakan, penawaran program pasca panen bagi investor dilakukan karena Banjarbaru tidak memiliki potensi pengembangan buah-buahan maupun produk olahan lain sehingga lebih tepat sebagai sentra pengolahan.

Ditambahkan, Banjarbaru sebagai kota pusat pemerintahan juga tidak memiliki kawasan pertanian maupun perkebunan sehingga tidak cocok dijadikan kawasan pengembangan tanaman dan sejenisnya.

"Luas lahan pertanian yang dimiliki relatif sedikit termasuk perkebunan sehingga kami menolak program cetak sawah karena sedikitnya lahan yang bisa digunakan untuk pertanian," kata Rustam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement