REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menetapkan daerahnya status siaga bencana tanah longsor sampai 30 April 2014.
"Status ditetapkan hingga 30 April mendatang dan kemungkinan masih akan diperpanjang, melihat situasi," kata Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin kepada wartawan, Kamis (10/4).
Ia menjelaskan penetapan status itu berdasarkan rekomendasi dari Badan Geologi Jawa Barat karena meningkatnya intensitas hujan yang masih terus turun. Selain itu, lanjut dia, berdasarkan pemetaan wilayah, Kabupaten Tasikmalaya merupakan rawan bencana tanah longsor dan bencana alam lainnya seperti banjir dan pergerakan tanah.
"Seluruh wilayah di Kabupaten Tasikmalaya hampir 90 persen rawan pergerakan tanah," katanya.
Ia menuturkan, Kabupaten Tasikalaya selama sepekan kebelakang telah terjadi bencana alam seperti tanah longsor di jalur rel menyebabkan Kereta Api Malabar masuk jurang di perlintasan rel Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Jumat (4/4).
Selanjutnya, kata dia, longsor tanah tebing menimpa rumah warga dan menewaskan dua orang didalam rumah yakni ibu dan anaknya di Kecamatan Jamanis, Senin (7/4). "Dari catatan BPBD sendiri hanya di bulan April terjadi tiga bencana longsor selain di Kadipaten dan Jamanis, juga terjadi di Kecamatan Cibalong yang mengancam sebuah rumah," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat di wilayah rawan longsor untuk selalu waspada terutama saat turun hujan deras yang berlangsung lama.
Selain itu ancaman longsor, kata dia, khusus warga Kecamatan Sukaresik untuk selalu waspada banjir pada musim hujan akibat Sungai Citanduy dan Cikidang meluap. "Kami juga dari BPBD siaga terus dan menyiapkan relawan untuk melakukan penanggulangan," kata Kundang.