Kamis 10 Apr 2014 19:40 WIB

Panwaslu Bali Terima Laporan Politik Uang

  Peserta aksi menunjukkan pesan petisi di sela deklarasi kampanye Tolak Politik Uang di Plaza Teater Jakarta, TIM Cikini, Jakarta, Jumat (28/2).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Peserta aksi menunjukkan pesan petisi di sela deklarasi kampanye Tolak Politik Uang di Plaza Teater Jakarta, TIM Cikini, Jakarta, Jumat (28/2). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Denpasar menerima pengaduan politik uang oleh oknum calon anggota legislatif di Desa Dauh Puri Kaja, Kawasan Kampung Jawa, Kecamatan Denpasar Barat.

"Kami didatangi oleh beberapa warga yang menyatakan bahwa mereka diberi sejumlah uang untuk memilih calon tertentu saat pemilu," kata Ketua Panwaslu Kota Denpasar I Wayan Sudarsana, Kamis.

Menurut dia, jumlah uang yang diberikan senilai Rp30.000 untuk sebuah suara. "Dalam pemberian uang tersebut juga disertakan replika surat surat yang sudah berisi instruksi untuk memilih caleg tertentu," ujarnya.

Dari laporan yang diterima pemberian uang tersebut dilakukan dalam dua tahap, pertama dilakukan sehari sebelum waktu pencoblosan dan pada hari pencoblosan sekitar pukul 10.00 Wita. Uang tersebut diduga diberikan oleh tim sukses dari salah satu oknum caleg.

Pihak Panwaslu Kota Denpasar akan melakukan penelusuran terkait dengan laporan tersebut. "Kami akan proses dengan pihak-pihak yang terkait," katanya. Untuk barang bukti yang dibawa ke Kantor Panwaslu Kota Denpasar uang senilai Rp90.000. "Dua diinstruksikan untuk memilih DPRD Kota dan satu untuk memilih DPRD provinsi," kata Sudarsana.

Hal itu sudah masuk ke dalam pelanggaran pidana pemilu, namun untuk sanksi apa belum bisa ditentukan karena dalam undang-undang pemilu politik uang tersebut tidak ada. "Yang ada adalah pemberian sejumlah barang sehingga dapat merubah pilihan seseorang dalam pemilu," ujarnya.

Nantinya sanksi apa yang akan diberikan terhadap pelanggaran tersebut, Panwaslu Kota Denpasar masih melakukan kajian. Terkait dengan adanya dugaan intimidasi pada saat masa pencoblosan di daerah tersebut oleh beberapa tim sukses caleg, Sudarsana mengatakan tidak menjumpai hal itu secara langsung.

"Pada saat hari pencoblosan begitu mendengar adanya kabar tersebut saya langsung ke sana, namun suasana tetap kondusif," katanya.

Dia menambahkan sempat menjumpai beberapa orang yang menggunakan baju bertuliskan "satgas" atau satuan tugas keluar dari salah satu TPS di Desa Dauh Puri Kaja. "Saya sempat berpapasan dengan mereka bahkan saling tegur," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement