Rabu 09 Apr 2014 17:07 WIB

JK Perkirakan Konflik Pemilu Akan Turun

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Mansyur Faqih
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan pemilu kerap diwarnai konflik kepentingan yang berujung pada kericuhan. Namun, pascapemungutan suara Rabu (9/4), mendidihnya suhu politik di setiap daerah diperkirakan menurun.

Mantan wapres, Jusuf Kalla mengatakan, konflik semacam itu hanya terjadi lima tahun sekali dan tidak berkepanjangan. Setelah pileg selesai, teror serta kericuhan di masyarakat yang dilatarbelakangi kepentingan politik akan reda.

"Suasana itu sudah menjadi suatu kebiasaan, di mana akan hilang dengan sendirinya," kata JK di kediamannya usai mencoblos di TPS 03 Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Dia menjelaskan, di Aceh marak terjadi aksi radikal jelang pemilu karena ada persaingan mantan GAM di parpol lokal. Tidak terjadi pembagian kekuasaan yang adil. Sehingga kelompok yang dulu melakukan aksi angkat senjata mengulangi tradisi lamanya.

"Tapi cara mengatasinya harus persuasif, bukan membubarkan parpol lokal itu. Saat mereka di partai nasionalis, tindakan serupa juga tetap terjadi," ujarnya.

Bukan hanya Aceh, katanya, sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur juga sering kali tersorot aksi kekerasaan politik. Kasus tersebut pun tidak pernah selesai di titik akhir. Sebab pelan-pelan akan hilang dengan sendirinya.

Termaksud perselisihan hasil perhitungan suara. JK menyatakan, potensi konflik atas persoalan tersebut nanti akan muncul. Namun selang beberapa pekan, kemudian meredup dan kembali kondusif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement