Rabu 09 Apr 2014 12:28 WIB

Perbaikan Kirmir di Cicendo Segera Dilakukan

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga memeriksa dinding rumahnya yang roboh akibat gempa di Desa Neubok Badeuk, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu (23/10).
Foto: Antara/Ampelsa
Warga memeriksa dinding rumahnya yang roboh akibat gempa di Desa Neubok Badeuk, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kejadian rumah retak yang terjadi di Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Kota Bandung diduga akibat dinding pembatas sungai (kirmir) yang telah lapuk. Kirmir itu telah tergerus oleh aliran Sungai Citepus hingga menyebabkan rongga di tanah bagian bawah rumah warga.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku sudah menginstruksikan ke Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) untuk segera melakukan perbaikan kirmir yang sudah tua. Hal itu untuk mengantisipasi adanya aliran sungai yang deras saat hujan turun agar tidak semakin menggerus tanah di bawah rumah warga.

"Adanya perbaikan dan penguatan kirmir tersebut agar kecelakaan yang lebih besar untuk sementara bisa dicegah," katanya, Rabu (9/4).

Untuk jangka menengah, kata dia, percepatan pembangunan rumah susun akan dilakukan. Pemkot saat ini masih mengupayakan pembangunan tersebut. Diharapkan dua sampai tiga tahun ke depan banyak rusun yang bisa dibangun.

"Upaya percepatan rusun sedang diupayakan untuk orang-orang yang ilegal tinggal di bantaran sungai," katanya.

Ridwan mengatakan, terkait retaknya beberapa rumah warga di Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Kota Bandung diakibatkan kesalahan letak bangunan. Sebab, rumah warga yang retak berada persis di tepi aliran sungai.

Menurutnya, bangunan di tepi sungai setidaknya harus berjarak tidak boleh kurang dari tiga meter. Bangunan itu membuat beban berlebih terhadap kirmir yang ada. Kirmir yang didesain hanya untuk menanggung beban samping dan aliran sungai tidak kuat menahan beban bangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement