REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Munculnya kembali penipuan berkedok talent agency (red; agen pencarian bakat) bidang modeling harus diwaspadai masyarakat maupun pihak sekolah.
Sebab penipuan bermodus ini sangat merugikan masyarakat --yang menjadi korbannya-- serta kalangan yang sejauh ini serius menekuni bidang agensi modeling.
Apalagi sampai ‘mencatut’ nama orang yang selama ini sudah dikenal luas masyarakat dengan kiprah atau karya- karyanya.
“Penipuan seperti ini sebenarnya modus lama, tapi kini muncul kembali,” ungkap pemilik Exist Modelling, Bayu Ramli, yang dikonfirmasi Sabtu (5/4).
Menurutnya, kasus penipuan seperti ini sudah jamak terjadi. Tak hanya di kalangan siswa namun juga di masyarakat umum.
Para pelaku sengaja menyasar para korbannya di daerah pinggiran. Karena di daerah ‘pinggiran’ ini cukup memungkinkan korban tak melakukan korscek lebih jauh.
“Biasanya mereka yang terpedaya cenderung euforia direkrut oleh talent agency yang sudah punya nama, ketimbang mencari kebenarannya,” kata Bayu.
Menyusul kasus yang dialami oleh siswa- siswi SMK Widya Praja dan SMK NU Ungaran, jelasnya, masyarakat perlu diedukasi untuk lebih berhati- hati.
Masyarakat jangan mudah terpesona oleh orang- orang tak bertanggungjawab seperti ini, meski mereka datang menawarkan janji dan rezeki dadakan.
“Yang saya dengar, mereka ini dijanjikan akan ditampilkan di sebuah acara yang disiarkan oleh stasiun televisi ANTV,” tegasnya.
Berdasarkan pengalamannya, tambah Bayu, untuk sebuah acara yang digarap event organizer (EO) Jakarta dan melibatkan dukungan agensi daerah, pasti akan mengambil beberapa agensi daerah yang sudah punya reputasi.
Bukan sekedar mencomot siswa- siswi dari beberapa sekolah lalu dilatih dan diajari dalam waktu yang cukup singkat untuk ditampilkan.
“Mereka itu profesional, ngapain harus capek- capek mengajari kalau agensi yang menyediakan talenta berbakat di bidangnya sudah ada,” tegasnya.
Belajar dari kasus penipuan --yang mengaku sebagai talent agensi di bawah manajemen Ari Tulang—sebenarnya dapat diantisipasi dengan melakukan kroscek.
Terutama perihal identitas jelas orang tersebut, apa agensinya dan kegiatannya apa. Untuk kebenaran informasi ini dapat diakses melalui internet.
“Sekarang ini kan mudah, hampir tiap sekolah memiliki akses jaringan internet yang dapat dimanfaatkan,” tambahnya.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati- hati dengan modus penipuan seperti ini. Jika masyarakat teliti dan berhati- hati kasus semacam ini tak akan terulang.
“Manfaatkan teknologi internet atau informasi lain yang lebih jelas agar masyarakat gampang terpedaya,” tegas Bayu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 20 siswa- siswi SMK Widya Praja dan SMK NU Ungaran, Kabupaten Semarang menjadi korban penipuan berkedok talent agency Ari Tulang.
Dengan dalih akan mementaskan siswa- siswi ini dalam sebuah cara yang akan disiarkan ANTV untuk acara Planet Remaja, di Balai Diponegoro kompleks Kodam IV/Diponegoro, mereka justru tertipu puluhan juta rupiah.
Berdasarkan penuturan korban, pelakunya merupakan pria ‘kemayu’ bernama Bowo dan sesuai identitasnya berasal dari Melati Etertain.
“Ciri- ciri pria ini berbadan kurus, perawakannya tinggi dan berkulit coklat. Meski laki- laki tapi gaya bicara dan perangainya seperti perempuan,” kata Sita Ramadhani, salah seorang korban.