REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Nilai impor Sumatra Utara pada Januari-Februari 2014 turun 4,84 persen atau menjadi 800,842 juta dolar AS di tengah terjadinya juga penurunan ekspor sebesar 6,45 persen.
"Penurunan nilai impor dipicu dari turunnya perolehan dari semuanya yakni barang modal, bahan baku penolong dan barang konsumsi. Hal sama juga terjadi pada ekspor,"kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Wien Kusdiatmono di Medan, Ahad (6/4).
Nilai barang konsumsi turun 13,42 persen menjadi 159,017 juta dolar AS, bahan baku penolong 0,80 persen atau tinggal 510,337 juta dolar AS dan barang modal menurun 8,32 persen menjadi 131,448 juta dolar AS.
"Awal tahun ini, ekspor dan impor sama-sama mengalami penurunan," katanya. Nilai ekspor Sumut hingga Februari misalnya turun 6,45 persen atau mencapai 1,549 miliar dolar AS dari 1,656 miliar dolar AS di periode sama tahun lalu.
Ketua Asosiasi Perusahaan Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, awal tahun ini, permintaan dan harga jual berbagai barang memang masih tren melemah.
Ekspor yang melemah misalnya dampak harga jual komoditas andalan Sumut yakni CPO dan karet yang melemah di tengah permintaan yang juga cenderung tidak banyak akibat pengaruh ekonomi.
Penurunan impor sendiri dinilai tidak terlepas dari pengaruh ekspor yang melemah. Asumsi itu mengacu pada komposisi nilai impor yang didomonasi golongan bahan baku penolong.
"Kalau ekspor turun tentunya produsen juga menahan produksinya yang otomatis juga mengurangi impor bahan bakunya,"katanya.