REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda, Melanie Shultz van Haegen, melakukan kunjungan ke Balai Kota Surabaya, Jumat (4/4), guna menjajaki kerja sama dengan pemkot setempat.
Shultz van Haegen memberikan pujian atas keberhasilan Surabaya yang menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan sehingga masuk dalam jajaran kota-kota berpengaruh di Asia.
"Surabaya sebagai kota besar tentu punya tantangan tersendiri di bidang infrastruktur," katanya saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya dengan didampingi Duta Besar (dubes) Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan.
Dia menilai Surabaya maupun kota-kota di Belanda punya banyak kesamaan, yakni arah pembangunan sama-sama berawal dari sungai.
"Kami tahu betul bagaimana mengelola sungai sebagai suatu komponen penting dalam kota. Kami juga paham betul tentang pengelolaan pengairan dan banjir karena sebagian besar wilayah Belanda berada di bawah permukaan air laut," kata Melanie yang menjabat Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda sejak 2010.
Dia juga menyambut baik inisiatif pemkot mengirimkan stafnya untuk belajar di Belanda. Akhir pertemuan, alumnus Universitas Leiden dan Universitas Erasmus ini berharap kerja sama kedua pihak bisa lebih komprehensif.
"Secara keseluruhan, saya sangat terkesan dengan pembangunan Kota Surabaya. Lain waktu, saya harus lebih lama lagi di sini untuk mengetahui lebih dalam tentang kota ini," katanya.
Beberapa personel yang juga turut dalam rombongan di antaranya, Director General Environment and International Affairs Chris Kuijpers, Deputy Director International Water Affairs Willem Mak, Delta Coordinator Indonesia, International Water Affairs Michiel de Lijster, dan Chief of Protocol Chantal Bijkerk.