REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat harus menghemat penggunaan energi agar ketersediaan energi dapat terpenuhi secara berkelanjutan,
"Saat ini semakin banyak tantangan yang dihadapi oleh masyarakat terkait ketersediaan energi. Untuk itu, penghematan energi dianggap penting," kata perwakilan dari PT Schneider Elektrik Indonesia, Guntur Djokko Poerboyo di Yogyakarta, Kamis (3/4).
Pada seminar 'Perkembangan Dunia Kelistrikan dan Industri di Indonesia serta Ketenagaan Listrik' di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY), ia mengatakan penggunaan energi harus dikontrol agar tidak habis.
"Dalam hal ini dibutuhkan beberapa langkah untuk melakukan penghematan energi antara lain 'measure', 'fix the basic', 'automale', monitor, dan 'improve'," katanya.
'Measure' merupakan langkah yang ditempuh dengan cara mengukur bagaimana atau seberapa jauh masyarakat menggunakan energi untuk memenuhi kebutuhan mereka.'Fix the basic' berguna untuk menurunkan standar penggunaan listrik.
'Automale' adalah melakukan penggunaan energi yang berjalan secara otomatis. Monitor dan "improve" digunakan untuk memonitor seberapa jauh masyarakat dapat menghemat energi yang digunakan dan melakukan improvisasi terhadap teknologi dalam menghemat energi.
Namun, di antara semua itu masih ada satu hal yang penting dan harus diutamakan yakni kebiasaan masyarakat dalam menggunakan energi. Penggunaan energi secara berlebihan juga dapat menyebabkan kelangkaan energi di masa mendatang.
"Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dan diutamakan bersama adalah mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan energi," katanya.