REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Direktur Perlindungan Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian Budi Haryono mengingatkan ancaman kekeringan lahan tahun ini yang diperkirakan hingga akhir tahun.
"Kita harus bersiap-siap, karena tahun ini diprediksi agak panjang," kata Budi Haryono setelah apel siaga pencegahan kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, kondisi tersebut dipengaruhi oleh El Nino yang terjadi dan berdampak panjang.
Ia mencontohkan kemarau yang biasanya mulai pada pertengahan tahun, kini terjadi pada awal tahun.
"Januari saja sudah mulai kemarau," kara Budi Haryono.
Untuk itu, lanjut dia, dibutuhkan berbagai langkah guna meminimalisasi dampak yang bakal timbul.
"Karena semua harus bertanggung jawab, sehingga dibutuhkan partisipasi semua," kata dia.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan sosialisasi secara terus menerus agar tidak menggunakan cara membakar untuk membuka dan membersihkan lahan.
"Ada delapan provinsi yang rawan kebakaran lahan, seperti Aceh, Riau, Sumatera Utara, serta seluruh provinsi di Kalimantan," katanya.
Sedangkan tahun ini, yang rawan adalah Provinsi Riau dan Kalbar.
Mengenai lokasi yang terbakar, ia menilai bukan di areal perkebunan yang sudah tumbuh.
"Kalau yang terbakar di lokasi seperti itu, mereka yang rugi," kata Budi Haryono.
Pihaknya juga akan melakukan pemetaan terhadap daerah yang rawan kebakaran lahan hingga tingkat kabupaten dan kota.
Selain itu, menerbitkan Peraturan Menteri tentang Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun.