REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Muhammadiyah membantah kalau Din Syamsudin dinilai kader organisasi yang disiapkan untuk berkontribusi dalam pemilu 2014. Meski mengaku turut serta aktif dalam politik kebangsaan, bukan berarti harus menjadi partisan partai politik.
Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Imam Addaruqutni mengatakan, pihaknya tidak menyiapkan kader untuk ikut serta dalam agenda politik. Kalaupun Din diusung menjadi figur utama partai politik, maka itu menjadi urusannya dan kelompok tersebut.
“Kami tidak mau dianggap partisan partai. Undangan Prabowo dalam acara ini bukan karena ada kepentingan politik antara ketua Muhammadiyah dengan Gerindra,” kata Imam, Kamis (3/4).
Sebelumnya, dalam acara Dialog Politik Nasional yang diselenggarakan di PP Muhammadiyah, Rabu (2/4) kemarin sejumlah tokoh terkait organisasi tersebut diundang seperti Amin Rais, Syafii Maarif, Zulkifli Hasan dan Jusuf Kalla. Namun di antara para tamu undangan sosok Prabowo Subianto turut hadir sebagai pembawa materi.
Ketua PP Muhammadiya, Din Syamsudin mengaku, melalui acara ini, pihaknya tidak bermaksud menyampaikan dukungan. Kegiatan ini hanya ajang diskusi politik dan berbagi pengalaman. Muhammadiyah sendiri, kata dia, kerap kali mengundang sejumlah tokoh partai, bukan hanya ini.
“Sebenarnya semua pimpinan parpol diundang, dan hanya Prabowo yang menyempatkan hadir dalam kegiatan tersebut,” ujar dia.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Syafii Mariif menambahkan, Muhammadiyah tidak ingin menentukan arah politiknya terhadap parpol karena enggan dinilai partisan. Menurut dia, kalau sudah muncul anggapan tersebut, nama ormas itu akan merosot.
“Kami tidak mau, ada dua kepentingan di Muhammadiyah ini. Saya mengkhawatirkan organisasi ini dijadikan tangga menuju parpol yang dianggapnya mata pencaharian,” kata Buya Syafii.