REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Direktur Rumah Autis, Muhammad Nelwansyah, menilai Hari Autis se-Dunia yang tahun ini peringatannya berbenturan dengan tahun politik (masa kampanye Pemilu Legislatif) membuat sebagian masyarakat lupa.
"Di tahun politik seperti sekarang ini berbagai pihak memang terkesan sibuk dalam urusan partai, bahkan tidak banyak yang melupakan adanya hari kepedulian autis yang diperingati setiap tanggal 2 April," katanya di Bekasi Rabu.
Menurut dia, pada peringatan serupa beberapa tahun sebelumnya, para aktivis dan lembaga yang giat memberikan perhatian pada penyandang autis biasanya melakukan aksi 'walk for outism' di jalan raya sebagai visualisasi aksi dari kepedulian mereka terhadap penyandang autis.
"Tapi hanya pada tahun ini kegiatan itu tidak dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari autis, karena sejumlah pihak baru akan mengagendakan kegiatan tersebut sepekan pascaPemilu Legislatif berlangsung," katanya.
Sementara itu, penyandang autis yang menjalani pendidikan di Rumah Autis, Jalan Al Husna, Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, tetap memperingatinya dengan menggelar kegiatan yang menampilkan kreativitas para siswanya.
Kegiatan itu antara lain adalah kegiatan memasak, melukis payung, hingga menyanyi.
"Hal itu dilakukan sebagai sarana pertunjukan bagaimana kemajuan dari potensi penyandang autis semakin baik. Jangan membandingkan anak-anak yang normal dengan penyandang autis, tinggal bagaimana kemampuan yang mereka bisa lakukan maka kita bimbing," ujarnya.
Pihaknya juga berharap agar masyarakat dan pemerintah tetap bisa memberikan perhatian dan kepedulian pada penyandang autis.
"Jadi hak-hak penyandang autis juga harus dilindungi seperti dengan optimalisasi gerakan advokasi," katanya.