Rabu 02 Apr 2014 20:26 WIB

Kampanye Hambat Kinerja Industri Perhotelan

Lambang Surabaya, ilustrasi
Lambang Surabaya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mencatat momentum kampanye pemilihan umum calon legislatif (Pileg) 2014 menurunkan 10-20 persen okupansi hotel bintang di Jatim menjadi 50 persen, karena minimnya tamu.

"Hingar-bingar kampanye berbagai caleg maupun partai politik makin memperlambat kinerja industri perhotelan di Jawa Timur," kata Ketua PHRI Jatim M Soleh, ditemui di Surabaya, Rabu (2/4).

Padahal, ungkap dia, tingkat okupansi hotel bintang pada periode sama tahun lalu mampu mencapai posisi sebesar 60-70 persen. Selain minimnya tamu yang berkunjung, penyebab penurunan okupansi adalah sepinya acara rapat ataupun sosialisasi yang biasanya digelar pemerintah.

"Khususnya di berbagai hotel di Jatim. Seperti halnya di Surabaya," ujarnya.

Hal itu, jelas dia, ikut dipicu pemerintah sedang fokus mempersiapkan perhelatan akbar Pemilu 2014. Dengan begitu, ada peralihan anggaran dari acara sosialisasi program pemerintah ke acara kampanye. "Kami prediksi, adanya peralihan anggaran ini mencapai 20 persen dari total budget yang biasa dikeluarkan. Sementara untuk acara kampanye, sejauh ini tidak ada yang diadakan di hotel," ucapnya.

Di sisi lain, tambah dia, penurunan okupansi hotel yang terjadi di Jatim ini juga disebabkan kian banyaknya hotel yang dibangun terutama di Surabaya. "Pada saat ini, jumlah hotel bintang di Surabaya sudah mencapai 50 hotel," paparnya.

Bahkan, sebut dia, pada tahun ini diperkirakan ada sekitar 30 hotel yang akan dibangun dan mulai beroperasi. Oleh karena itu, pada akhir 2014 jumlah hotel yang beroperasi di Kota Pahlawan akan mencapai 70-80 unit hotel.

"Untuk di Jatim, diperkirakan penambahan pada tahun ini akan mencapai 50 hotel maka sampai akhir tahun jumlah hotel yang akan beroperasi di provinsi ini menjadi 140-150 hotel," ungkapnya.

Dengan kian banyaknya jumlah hotel yang beroperasi, harap dia, pemerintah daerah maupun provinsi dapat semakin sigap dan serius menarik perhatian wisatawan asing. Contohnya, melalui berbagai kegiatan promosi wisata.

"Tanpa upaya tersebut, kami khawatir kinerja perhotelan akan semakin suram pada masa mendatang. Meski demikian, kami imbau agar pelaku bisnis perhotelan di Jatim tetap bersaing sehat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement