Rabu 02 Apr 2014 08:45 WIB

Sistem Transportasi Wisata di Malioboro Akan Diubah

Rep: Yulianingsih/ Red: Bilal Ramadhan
Malioboro Street in Yogyakarta (illustration)
Foto: Antara/Noveradika
Malioboro Street in Yogyakarta (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam waktu dekat akan melakukan perubahan terhadap sistem transportasi khususnya bus pariwisata di Yogyakarta. Sistem transportasi wisata yang diubah ini khususnya di areal wisata Malioboro dan kawasan njeron benteng atau kawasan dalam Benteng Kraton Yogyakarta.

Penataan kembali sistem transportasi wisata ini dilakukan agar Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta bisa steril dari aktivitas parkir bus wisata. "Kita tengah siapkan peraturannya," kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, kemarin.

Menurutnya, penataan kembali sistem transportasi pariwisata itu tidak dapat terpisahkan dengan penataan Malioboro sebagai kawasan pedestrian. Kajian dan pembuatan Perwal transportasi pariwisata itu akan dilakukan pemkot dalam waktu dekat.

“Bukan berati dengan Perwal ini bus tidak boleh masuk Malioboro. Tapi ini untuk memberikan ruang bagi bus pariwisata,” ujarnya.

Untuk mendukung penataan sistim transportasi pariwisata itu Pemkot telah menyiapkan 4 lokasi parkir bus wisata. Empat lokasi parkir itu adalah Abu Bakar Ali, Taman Parkir Senopati, Ngabean dan XT Square. Penataan Parkir Ngabean juga akan dilakukan bersama Pemda DIY dengan merombak lokasi parkir menjadi dua lantai.Pemkot juga akan menyiapkan bus feeder atau penghubung di objek-objek wisata kawasan sekitar kraton.

“Jadi tidak ada bus-bus pariwisata yang parkir di Alun-alun, dalam beteng dan tepi jalan,” katanya.

Rencananya perubahan sistim transportasi wisata akan dilakukan akhir tahun bersama dengan pedestrian dari Ngejaman sampai Titik Nol Kilometer. Beberapa ruas jalan di Malioboro juga akan mengalami rekayasa lalu lintas untuk penyesuaian. Misalnya Jalan Reksobayan akan dibuat searah ke barat.

Sedangkan Jalan Bhayangkara akan dibuat menjadi dua arah. Koordinasi dengan Polresta dan Ditlantas Polda DIY juga dilakukan. Secara terpisah, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istidjab mengatakan, selama dua Maret hingga April mendatang, tingkat hunian hotel khususnya berbintang mengalami kenaikan 10 persen. "Ini seiring masa kampanye kemarin, banyak tokoh nasional menginap di Yogya," katanya.

Khusus pada hari Raya Nyepi kemarin yang bertepatan dengan libur akhir pekan, tingkat hunian hotel di DIY mencapai 90 persen. Namun secara keseluruhan selama Maret kemarin tingkat hunian hotel di Yogya rata-rata 61 persen. Jumlah hotel berbintang di Yogya sendiri mencapai 32 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 4.200 kamar.

Selain penataan kawasan Malioboro, pihaknya berharap Pemkot juga rutin menggelar agenda-agenda wisata untuk menarik wisatawan. PHRI sendiri pada Mei 2014 mendatang akan menggelar Jogja Travel Mart atau Bursa Pariwisata Yogya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement