Selasa 01 Apr 2014 15:45 WIB

Pilot Merpati Tuntut Manajemen Bayarkan Gaji Mereka

Pesawat Merpati
Pesawat Merpati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pilot Merpati Nusantara Airlines mendesak pihak manajemen maskapai itu agar segera membayarkan gaji mereka yang belum tersalurkan sejak Desember 2013.

"Pembayaran gaji kami tersendat-sendat. Desember 2013 sampai sekarang sudah bulan keempat, kami tidak menerima gaji," kata seorang pilot Merpati Capt Ivan Paltak Siregar dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ivan memaparkan dirinya bergabung ke Merpati sejak lulus sekolah penerbangan pada 1991, dan tetap berada di maskapai tersebut hingga 2004.

Sejak itu, Ivan berpindah kerja untuk menjadi pilot di beberapa maskapai lainnya, sebelum kembali ke Merpati pada 2012.

Ia mengemukakan karena Merpati merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka dia juga mengharapkan uluran tangan bantuan dari pemerintah untuk nasib Merpati.

"Ini perusahaan plat merah, yang bertanggung jawab seharusnya pemerintah," katanya.

Menurut dia, saat ini telah banyak eks-pilot Merpati yang dipekerjakan di maskapai terkemuka lainnya.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia menghendaki Pemerintah jangan sampai menelantarkan jalur penerbangan perintis yang selama ini banyak digarap maskapai Merpati Nusantara Airline.

"Kami mengharapkan sektor transportasi diperhatikan sehingga bisa memenuhi akses ke daerah-daerah terpencil," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Carmelita Hartoto di Jakarta, Senin (31/3).

Untuk itu, menurut dia, akan lebih baik bila Pemerintah jangan sampai menghilangkan maskapai seperti Merpati yang selama ini dinilai memiliki kekuatan di pengembangan jalur-jalur perintis via udara.

Maskapai Merpati merupakan perusahaan penerbangan nasional yang telah dikenal lama membuka jalur-jalur perintis, terutama di kawasan timur Indonesia.

Namun, saat ini Merpati dibebani dengan beban utang yang besar sehingga membuat maskapai BUMN tersebut hingga kini tidak beroperasional secara normal.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan dua produsen pesawat, Xi'an Aircraft Industrial Corporation asal China, dan Sukhoi asal Rusia menyatakan minat menjadi investor sekaligus menyelesaikan persoalan yang dihadapi Merpati.

"Xian sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian BUMN. Demikian pula Shukoi sudah menyatakan berminat ikut membenahi Merpati," kata Dahlan usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II, Jakarta, Kamis (6/3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement