Senin 31 Mar 2014 23:43 WIB

KPU : Partisipasi Pemilih di Luar Negeri Masih Rendah

Rep: Ira Sasmita/ Red: Bilal Ramadhan
Komisioner KPU (Kiri ke kanan) Hadar Nafis Gumay, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Ida Budhianti, Arief Budiman, dan Juri Ardiantoro memberikan keterangan terkait pelaporan dana kampanye parpol di Jakarta, Ahad (2/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Komisioner KPU (Kiri ke kanan) Hadar Nafis Gumay, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Ida Budhianti, Arief Budiman, dan Juri Ardiantoro memberikan keterangan terkait pelaporan dana kampanye parpol di Jakarta, Ahad (2/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri telah mulai melaksanakan pemilihan legislatif (Pileg) yang dimulai pada 30 Maret 2014 lalu. Komisioner KPU, Arief Budiman mengatakan partisipasi pemilih di luar negeri masih rendah.

Berikut hasil wawancara Republika dengan Arief Budiman;

Tanya: Enam PPLN telah melangsungkan pemilu pendahuluan. Apa catatan dan evaluasi dari KPU?

Jawab: Kebetulan saya memantau langsung di Victoria Park, Hong Kong. Harusnya yang datang ke TPS itu sekitar 102 ribu lebih. Tapi yang datang kan hanya sekitar 5.000-7.000 orang. Artinya memang banyak yang males datang. Tapi saya yakin itu lebih tinggi dibandingkan pemilih pada pemilu 2009 lalu. Selain itu juga ada beberapa catatan teknis, misalnya bagaimana mengantisipasi antrian pemilih yang terlalu panjang.

Tanya: Dari jumlah pemilih yang datang ke TPS, menurut data Migrant Care banyak yang belum terdaftar di DPTLN Hong Kong. Apakah ada masalah dalam pendataan pemilih?

Jawab: Kami perlu klarifikasi dulu soal itu. Karena kemarin kan langsung turun ke lapangan mengunjungi 13 TPS. Angka itu menurut kamimasih perkiraan. Perlu kami validasi dulu. Tapi tentu saja itu akan jadi masukan penting buat pemilu presiden nanti.

Tanya: Rendahnya angka kedatangan pemilih ke luar negeri ini apakah pertanda sosialisasi dari PPLN masih kurang?

Jawab: Tidak tepat juga kalau dibilang kurang. Karena PPLN di 130 perwakilan sudah melakukan sosialisasi dalam berbagai bentuk. Misalnya email, sms, dan berkeliling. Ini kan masalah anggaran sosialisasi juga. Nah, kalau dalam kasus di Hong Kong kemarin sepertinya pemilih banyak yang malas datang. Victoria Park ramai sekali, tapi yang ke TPS jumlahnya ternyata belum sesuai harapan.

Tanya: Pemilihan di luar negeri masih akan dilangsungkan di 122 PPLN lagi sampai 6 April nanti. Apakah KPU bisa mengupayakan partisipasi pemilih sesuai target?

Jawab: Partisipasinya kami yakin meningkat dibanding pemilu 2009. Tapi apakah itu sesuai harapan kami, kan belum tahu. Kami berharap bisa mendekati 50 persen. Kalau periode lalu kan cuma 23 persen. Partisipasi saat pileg ini juga akan menjadi catatan penting untuk pilpres nanti. Kami akan perbaiki dan evaluasi lagi.

Tanya: Surat suara di enam PPLN yang sudah menggelar pemungutans uara banyak yang tersisa. Khususnya di Hongkong. Bagaimana KPU menjamin surat suara itu tidak digelembungkan?

Jawab: Kami jamin tidak akan terjadi penggelembungan. Surat suara dibuka sesuai kebutuhan. Yang ga dipakai segelnya masih terpasang. Yang sudah terpakai dimasukkan ke kotak suara dan disimpan di ruangan yang dilengkapi kamera CCTV di kantor perwakilan Indonesia. Jadi insya Allah tidak akan disalahgunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement