REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung menjadi salah satu tujuan wisata untuk menghabiskan libur panjang akhir pekan kali ini. Pesona Kota Kembang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari luar kota. Khususnya warga Jakarta. Akibatnya, beberapa titik akses menuju daerah wisata menjadi macet.
Berbagai macam kendaraan berpelat 'B' mendominasi jalanan di Kota Bandung selama tiga hari libur panjang kemarin. Kondisi jalanan tak seperti biasa. Volume kendaraan tak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada. Kemacetan pun tak terhindarkan. Kondisi ini juga membuat warga Kota Bandung terkena imbas membludaknya wisatawan yang memadati Bandung.
Warga Kelurahan Samboja Kecamatan Batununggal, Budi (30 tahun) mengaku selama tiga hari libur panjang hampir semua jalanan di Kota Bandung padat kendaraan bermotor. Terutama akses menuju kawasan Dago. "Memang sebagian besar pelat 'B'. Tiap long weekend pasti gini memang," katanya kepada Republika, Senin (31/3).
Menurut dia, setiap akhir pekan, kondisi lalu lintas di Kota Bandung selalu padat. Tetapi, pada saat libur panjang seperti akhir pekan kali ini, kepadatan kendaraan meningkat pesat. Bahkan pada Sabtu malam, kata dia, di beberapa titik seperti di Jalan Ir. H. Juanda menuju Dago kendaraan hampir tidak bisa bergerak.
Kepadatan arus lalu lintas terpantau di sejumlah jalan yakni di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Jalan Cihampelas, Jalan Setiabudi, Jalan Dr. Djundjunan (Pasteur), jalan layang Pasupati, serta Jalan LLRE Martadinata (Riau).
Menurut Budi, selain bertujuan ke wisata alam, para wisatawan juga banyak yang mengunjungi keberadaan factory outlet (FO) untuk belanja. FO juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi kota dengan julukan Paris Van Java ini. Akibatnya, keberadaan FO seperti di Jalan LLRE Martadinata juga ikut padat. "Banyak yang keluar masuk parkir juga di sana makanya tambah macet," ujarnya.
Tidak hanya kondisi jalanan yang dipenuhi kendaraan, hotel pun penuh karena sudah dipesan sebelumnya. Budi mengaku sulit mencari hotel yang kosong. Saat ia mencarikan temannya dari luar kota, hampir semua hotel penuh dengan tamu. Bahkan, kata dia, hotel setingkat melati kelas 1 pun susah.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bandung Enjang Mulyana mengatakan, peningkatan volume kendaraan saat long weekend mencapai tiga sampai empat kali dari hari biasa. Namun, pihaknya belum bisa memastikan jumlah persis kendaraan yang masuk saat libur panjang pekan ini.
Menurut dia, kondisi ini selalu terjadi di Kota Bandung saat libur panjang akhir pekan. Maka, kata dia, pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut jauh-jauh hari. Pemkot melibatkan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengantisipasinya. Dinas Perhubungan, Sapol PP, serta Dinas Sosial.
Dikatakan Enjang, Dishub bertugas khusus untuk mengurangi setiap potensi yang menyebabkan kemacetan terjadi. Dia mencontohkan, sejumlah angkot dan taksi yang biasa ngetem di pinggir jalan telah ditertibkan. Adanya angkot maupun taksi yang ngetem ini mengganggu kelancaran arus lalu lintas. "Karena kan memakan sebagian badan jalan mereka," ujarnya.
Sementara untuk Dinas Sosial dan Satpol PP, kata Enjang, masing-masing menertibkan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di titik-titik tertentu dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti pengemis yang meminta-minta di beberapa jalan yang dianggap sebagai pusat kemacetan.
Enjang menambahkan, sejak mulai libur panjang, Jumat (28/3), seluruh petugas Dinas Perhubungan telah siap siaga. Bahkan, hampir semua pejabat di lingkungan Dishub tidak libur selama long weekend. "Untuk mengantisipasi agar mereka yang berkunjung ke Bandung tetap nyaman," ujarnya.