Senin 31 Mar 2014 19:22 WIB

Mengandung Klorin dan Residu, Beras Subang Berbahaya

Rep: Niken Paramita/ Red: Indira Rezkisari
Beras (illustrasi)
Foto: Republika/ Adhi Wicaksono
Beras (illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Jawa Barat, melansir kandungan residu dan klorin dalam beras yang dihasilkan oleh petani Subang dan Karawang tinggi. Kandungan klorin dan residu di dua wilayah itu, di atas 0,06 ppm. Sehingga, beras yang dikonsumsi masyarakat ini sangat berbahaya. Apalagi, bila dikonsumsi secara terus menerus.

Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan, mengatakan, pihaknya telah melakukan penelitian dengan membawa sejumlah sampel beras yang dihasilkan petani Subang dan Karawang. Beras tersebut, diuji di Laboratorium Agrokimia Lembang.

Ternyata, hasilnya mencengangkan. Kandungan residu dan klorin dari beras tersebut cukup tinggi. Yakni, di atas 0,06 ppm. Padahal, yang batas ambang maksimalnya 0,05 ppm.

"Jadi, nasi yang kita konsumsi ini berbahaya," ujarnya, Senin (31/3).

Menurut Hendrawan, sebenarnya kandungan residu dan klorin ini tinggi sangat wajar. Sebab, mayoritas petani di Subang dalam menggunakan pupuk dan pestisida terlalu berlebihan. Dalam anjuran pemerintah, penggunaan pupuk itu hanya 2,5 kuintal per hektarenya.

Tetapi, di lapangan banyak petani yang menggunakan pupuk lebih dari ketentuan. Bahkan, ada yang sampai tujuh kuintal per hektare. Selain itu, penggunaan pestisida juga berlebihan. Terbukti, ratusan merk pestisida di wilayah ini dipakai petani.

Bila di luar Jawa Barat, lanjut Hendrawan, petaninya taat dengan ketentuan yang dianjurkan pemerintah. Selain itu, dalam menggunakan pestisida juga tidak seperti petani Subang. Petani di luar Jabar, hanya menggunakan merek pestisida tertentu saja. Sedangkan di Subang, hampir semua meerk pestisida sudah digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement