Sabtu 29 Mar 2014 13:40 WIB

Pengamat: Partai Berbasis Agama Bernasib Suram

Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, berpendapat partai berbasis agama pada Pemilu 2014 mengalami nasib suram, namun hal itu dapat dihindari bila mampu melakukan komunikasi politik. "Bisa saja mereka masuk dengan berkoalisi atau terlempar dari pemerintahan. Apa lagi beberapa di antara mereka tidak akur karena paham yang berbeda," kata Ray, di Jakarta, Sabtu (29/3).

Direktur LIMA ini menilai, partai berbasis keagamaan memang sudah cukup lama statis dengan perolehan suara yang minus. Evaluasinya itu bisa dilihat dari hasil-hasil survei, bahwa mereka hanya mendapat angka sekitar lima persen. "Saya rasa penyumbang suara mereka tampaknya adalah dari pemilih tetap, sementara pemilih dari luar tidak ada yang masuk. Jadi tidak ada penambahan," jelas Ray.

Sementara itu pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengaku tidak heran bila partai berbasis agama sulit berbicara banyak pada pemilu kali ini karena partai tersebut tidak pernah melakukan terobosan program dan ketokohannya tidak kuat.

"Selain itu saat diberikan kesempatan berada di pemerintahan, prestasi mereka flat dan biasa saja. Terlebih, mereka hanya melakukan komunikasi politik lokal dan eksklusif di basisnya saja," kata Hendri.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Emron Pangkapi mengatakan, Pemilu Legislatif 2014 belum berlangsung, sehingga terlalu dini untuk menebak hasilnya. "Praktiknya, PPP selalu eksis dan mampu berperan di pemerintahan," katanya saat dikonfirmasi wartawan.

Emron mengatakan, sejak tahun 1955, tidak pernah ada partai Islam yang tidak tampil di pemerintahan. Secara akumulatif, suara partai-partai Islam memang turun bila dibandingkan dengan partai yang berbasis nasionalis atau kebangsaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement