REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menjadikan daerah setempat sebagai salah satu basis produksi berbagai produk perdagangan negara-negara Association of South East Asia Nations atau ASEAN.
"Salah satu upaya yang dilakukan agar Bantul bisa jadi basis produksi ASEAN adalah mengundang semua Duta Besar negara-negara ASEAN termasuk beberapa pengusaha untuk datang ke Bantul," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul Sulistyanto, Jumat.
Menurut dia, tujuan mengundang perwakilan resmi negara-negara ASEAN dan para pengusahanya itu adalah untuk menarik minat investor yang bergerak pada produk-produk perdagangan di negara itu untuk mengembangkan usaha di wilayah Bantul.
"Beberapa waktu lalu saya sudah bertemu dengan Sekjen ASEAN di Jakarta, ternyata gagasan ini disambut dengan baik dan menerima undangan kami, rencananya pada Mei nanti mereka ke Bantul," katanya.
Menurut dia, upaya untuk menjadi Kabupaten Bantul menjadi basis produksi berbagai produk ASEAN ini untuk menghadapi dibukanya Pasar Bebas ASEAN pada 2015, agar nantinya Bantul tidak hanya menjadi konsumen dalam pasar bebas itu.
"Saya ingin saat pasar bebas ASEAN, Bantul juga bergerak jadi basis produksi, misalnya ada orang Brunei Darussalam (investor) yang membuat sepatu di Bantul, atau membuat apa di Bantul, akan tetapi untuk kepentingan ekspor," kata Sulistyanto.
Sementara itu, kata dia, beberapa potensi di Bantul yang akan ditawarkan untuk menarik investor agar mengembangkan investasinya di daerah ini di antaranya kondisi politik yang stabil, banyaknya tenaga kerja terdidik serta infrastruktur yang mendukung.
Selain itu, kata dia, dibanding dengan negara-negara di ASEAN misalnya Singapura, upah tenaga kerja di Bantul juga lebih terjangkau, sehingga jika ini berhasil diwujudkan maka akan menguntungkan kedua pihak baik investor maupun Bantul.
"Dengan menjadi basis produksi negara ASEAN, maka akan memberikan lapangan pekerjaan bagi warga Bantul, dengan begitu selain Bantul bisa menghasilkan barang, juga bisa membeli di negeri sendiri," katanya.
Selain itu, kata dia muncul sebuah wacana untuk membuat "Information Center Asean" yang nantinya akan menjadi jendela informasi terkait produk barang dan jasa yang bisa disediakan Bantul untuk pasar bebas ASEAN.
"Pusat informasi ini juga bisa dijadikan pintu masuk bagi perusahaan asing atau investor yang ingin mendapat informasi terkait peluang mengembangkan investasi di Bantul," katanya.