Jumat 28 Mar 2014 20:43 WIB

Muhaimin: Solidaritas Satinah Jangan Keras-keras

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Joko Sadewo
Satinah
Satinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar menyambut baik solidaritas masyarakat membebaskan Satinah dari ancaman hukuman mati. Namun Muhaimin mengingatkan agar pemberitaan tentang solidaritas ini tidak terlalu dibesar-besarkan.

"Solidaritas itu bagus. Tapi jangan keras-keras. Nanti (diyat) naik lagi," kata Muhaimin kepada wartawan di Jakarta, Jum'at (28/3).

Muhaimin mengatakan diyat untuk membebaskan Satinah yang mencapai Rp 21 miliar tidak wajar. Sebab biasanya harga uang diyat hanya sekitar Rp 1,5 miliar atau setara dengan harga 150 ekor unta. Naiknya harga uang diyat ini kata Muhaimin lantaran pemberitaan soal Satinah yang massif. "Rp 21 miliar tidak realistis. Itu dalam dunia Arab tidak logis," ujarnya.

Pemerintah berusaha maksimal membebaskan Satinah dari hukuman mati. Muhaimin mengatakan presiden sudah turun tangan langsung melobi pihak keluarga yang menjadi korban pembunuhan Satinah. "Percayakan pada mekanisme surat presiden dan lobi presiden," katanya.

Pada bagian lain Muhaimin menyatakan pemerintah belum tentu menggunakan uang solidaritas yang dikumpulkan masyarakat. "Selama ini pemerintah menggunakan uang dari sumber APBN," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement