REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi sumber daya kelautan Indonesia timur mencapai 70 persen dari total potensi perikanan nasional. Hanya saja potensi ini belum sepenuhnya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Menurut ahli perikanan Institut Pertanian Bogor, Rene Charles Kepel, hal ini karena tingginya kesenjangan antara perkembangan Kawasan Indonesia Timur (KTI) dan Barat.
Ia mencontohkan jumlah penduduk di KTI hanya 22 persen dari seluruh Indonesia. Begitu juga kontribusi sektor pertanian wilayah timur hanya 22,9 persen dan sektor industri hanya 12,25 persen.
Selain itu infrastruktur dan fasilitas yang tersedia juga terbatas. Kemudian juga terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu saja. Hal ini berpengaruh kepada kontribusi sektor industri dan penanaman modal.
Ia mencatat, angka penanaman modal asing di KTI hanya 3,93 persen sementara di Kawasan Indonesia Barat (IKB) sebesar 96,27 persen. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 15,2 di KTI dan 84,8 persen di KBI.
Hal ini pun membuat angka kemiskinan masih relatif tinggi di Indonesia Timur. Sembilan dari 12 provinsi di KTI menunjukkan tingkat kemiskinan di angka rata-rata nasional.
''Bahkan setiap tiga orang penduduk di Papua satu diantaranya tergolong miskin,'' tutur dia dalam diskusi KADIN: Strategi Pengembangan Industri Perikanan di Kawasan Timur Indonesia, Jumat (28/3).
Ia juga menambahkan di 2010, KTI hanya menyumbang 9,4 persen terhadap pembentukan PDB Nasional. Kontribusi ini cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir.