REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengelola bus Transmetro Pekanbaru, Riau, menyesalkan adanya pihak tertentu yang merusak halte sehingga mengganggu kegiatan warga menggunakan moda transportasi darat itu.
"Kami sudah laporkan ke pihak berwajib untuk menindak dan mengusut kasus pengrusakan tersebut," kata Dirut PT Sarana Pembangunan Pekanbaru Heri Susanto di Pekanbaru, Jumat.
PT Sarana Pembangunan Pekanbaru ditunjuk oleh pemerintah setempat untuk mengelola bus Transmetro (sejenis busway di Jakarta) yang sebelumnya dilakukan aparat Dinas Perhubungan.
Halte bus yang dirusak itu terdapat di jalan Delima, Kecamatan Sukajadi, di jalan Kaharudin Nasution dan di jalan Soekarno-Hatta.
Halte bus yang dirusak itu terbuat dari besi dan mudah dipindahkan, biasanya terletak di pinggir jalan, tapi belakangan ada yang sudah bergeser hingga terjungkal ke parit terdekat.
Demikian pula ada halte yang pada tiang untuk pegangan tangan rusak dan membuat warga kesulitan naik bus.
Belakangan ini, pihaknya juga berupaya membersihkan halte bus dari atribut kampanye para calon legislatif DPRD dan DPR berupa penempelan stiker.
Pengelola bus akhirnya berupaya membersihkan atribut kampanye tersebut karena tidak diperkenankan sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akibat dipasang pada areal publik.
Pihaknya mengimbau kepada semua pihak untuk menjaga fasilitas publik tersebut karena demi kepentingan bersama.
Seorang mahasiswa di Pekanbaru Ira Nursal (21) yang biasa menggunakan bus Transmetro mengatakan merusak halte merupakan tindakan yang tidak terpuji.
Warga jalan Melati, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru itu mengatakan sebaiknya aparat berwenang untuk dapat menyeret pelaku pengrusakan halte ke meja hijau.