REPUBLIKA.CO.ID, Gadget sebagai alat komunikasi terkadang justru menjadi penghalang bagi pasangan dalam memaknai komunikasi intim. Beberapa survei tentang bahaya penggunaan gadget yang belebihan telah banyak dilakukan. Salah satu yang paling mencengangkan adalah bahwa para penggila gadget dan teknologi komputer sanggup melewatkan 48 jam tanpa berbicara dengan orang lain.
Terkait hubungan pasangan suami-istri, disebutkan bahwa kepuasan hubungan pasangan yang menggunakan lima atau lebih saluran komunikasi elektronik, 14 persen lebih rendah dibandingkan pasangan yang kurang terhubung secara elektronik.
Bahkan survei terbaru yang dilakukan Durex (oleh One Poll) di Inggris mengungkapkan statistik mengejutkan. Sebanyak 12 persen orang menjawab telepon saat melakukan hubungan intim, satu dari sepuluh membaca pesan (sms), bahkan lebih dari 5 persen dari responden memeriksa akun Facebook saat melakukan hubungan intim.
Psikolog Seksual, Zoya Amirin mengatakan jika tidak pandai mengontrol dan membagi waktu, penggunaan gadget justru dapat menjadi sesuatu yang adiktif dan membahayakan keharmonisan komunikasi. "Karena menghilangkan interaksi sosial dan fisik di antara pasangan," ujarnya.
Dia pun mengimbau para pasutri berkomitmen terus menciptakan komunikasi yang berkualitas di malam hari karena konsistensi adalah kunci keefektifan untuk komunikasi yang lebih intim. Mengapa malam hari sebelum tidur, karena komunikasi berkualitas sebelum tidur diakui efektif untuk menciptakan keintiman antar pasangan.
Zoya menyebut malam hari memang biasanya kondisi tubuh sama-sama lelah setelah seharian beraktifitas. "Namun asalkan kita bisa menciptakan momen yang tepat, komunikasi sebelum tidur ternyata bisa menjadi investasi yang berharga untuk hubungan yang berkualitas," kata dia.
Saat menutup hari dengan keintiman lewat komunikasi yang terjalin, maka hubungan pun terasa lebih nyaman, tidur menjadi lebih nyenyak bahkan tidak tertutup kemungkinan berlanjut ke keintiman yang lain. Pasalnya komunikasi yang berkualitas sebelum tidur mampu meningkatkan sexual wellbeing, yaitu keseimbangan antara faktor fisik, emosional dan sosiologis dalam menikmati hubungan.