REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Ali mengaku cemburu jika benar Anas Urbaningrum diberi uang oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ucapan terima kasih atas keberhasilan menghantarkan Partai Demokrat dan SBY menang pemilu.
"Kalau itu (uang terima kasih) ada, saya cemburu. Saya hampir lima tahun jadi sekjen partai tidak pernah dikasih uang. Sudah kerja keras tanpa digaji sedikitpun tidak pernah dikasih uang. Lalu jadi sekertaris pilpres, waktu saya lebih banyak berhadapan dengan bawaslu, kok tidak ada terima kasih dikasih uang," katanya, Rabu (26/3).
Karena itu, ia meyakini SBY tidak pernah memberikan uang ke perseorangan. Menurutnya, dalam pekerjaan, tidak pernah ada pemberian uang ke orang-orang tertentu dan perilaku tersebut bukan gaya SBY.
Ia mengatakan sebagai sekretaris saat pilpres, ia mengaku paling tahu dana pilpres. Sedangkan Anas sama sekali tidak bersentuhan. Menurutnya, pernyataan Anas mengambang sehingga membuat publik berpersepsi seolah-olah pemberian uang benar-benar ada.
Marzuki pun agak kesal dengan sikap Anas. Sebab, baginya, Anas dibesarkan di PD dan diberikan tugas macam-macam di partai. Tetapi, ketika sudah memiliki nama, justru mendzolimi partai.
"Saya gak rela. Kalau ada persoalan jangan hancurkan demokrat. SBY kan tidak bisa lepas dari demokrat," katanya.
Ia juga menjelaskan setelah Juni 2010, tidak ada aliran dana yang berasal dari SBY. Karena itu, ia menyakini Anas mengada-ada. Sebaiknya, lanjut dia, Anas menjalani proses hukum yang sedang membelitnya.