REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Pemerintah Kota Kendari, mengakui Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Puuwatu Kendari, Sulawesi Tenggara, tidak hanya menjadi percontohan di Indonesia tetapi berbenah menuju percontohan internasional atau Asia Pasifik.
Wali Kota Kendari, Asrun mengatakan, dirinya baru saja diundang di Bangkok, Thailand, untuk mempresentasekan cara Pemkot Kendari mengelola sampah karena dinilai menjadi pengelolaan sampah terbaik di Indonesia.
"Yang diundang dari Indonesia hanya Kendari, dan negara-negara Asia Pasifik yang hadir dalam agenda itu tertarik dengan pemaparan saya dalam pengelolaan TPA tersebut," katanya.
Alasan mereka negara-negara Asia Pasifik tertarik katanya, terkait cara pemerintah Kota Kendari dalam mengelola sampah bermanfaat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Cara yang kami lakukan dalam mengelola sampah dinilai sangat praktis dan tidak membutuhkan biaya banyak tetapi bisa memberikan manfaat besar bagi dunia terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Inti dari presentase tersebut kata Asrun, yakni kemampuan pemerintah Kendari mengelola gas metan yang dihasilkan sampah menjadi pembangkit atau sumber energi penerangan bagi masyarakat sekitar.
"Selama ini orang berpikir bahwa untuk membangun pembangkit listrik dengan bahan bakar gas metan sangat mahal biayanya, tetapi memerintah Kendari sudah bisa melakukan hal itu dengan cara sederhana," katanya.
Setelah mendengar presentase tersebut kata Asrun, perwakilan negara Asia Pasifik yang hadir dalam kesempatan itu ada keinginan untuk meniru cara pengelolaan gas metan secara sederhana tersebut. Pemerintah Kendari saat ini sudah bisa memanfaatkan gas metan yang dihasilakn dari TPA sampah Puuwatu menjadi bahan bakar penerangan listrik dan bahan bakar kompor gas.