REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) membantah dikatakan menunggak pembayaran sewa Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ke Pemkot Bandung. ITB mengklaim bahwa hingga 2013, sewa lahan Gedung Sabuga telah dibayar lunas.
"Kami sudah membayarnya sampai 2013. Kalau 2014 memang masih proses," kata Direktur Sarana Prasarana ITB Wedyanto saat dihubungi wartawan, Selasa (25/3). Menurut dia, pihaknya telah membayar biaya sewa kepada pemkot sebesar 0,3 persen dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang telah ditetapkan.
Pihak ITB juga melakukan Kerjasama Operasi (KSO) dengan pihak PT Gobel Internasional dalam pengelolaan Gedung Sabuga. Hal itu, kata dia, dilakukan semata-mata hanya untuk pengelolaan gedung. Dia beralasan bahwa sumber daya manusia yang ada tidak mencukupi untuk melakukannya sendiri. "Tapi sebentar lagi (KSO) selesai," katanya.
Diakui Wedyanto, Gedung Sabuga juga digunakan untuk pameran, pesta pernikahan, dan lain-lain. Namun dia menolak jika dikatakan pihaknya mengomersilkan Gedung Sabuga. Menurutnya, gedung hanya dipakai untuk keperluan lain jika tidak ada agenda pendidikan. "Untuk menutupi biaya perawatan juga," ujarnya.
Dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 828 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Tanah dan/atau Bangunan Milik Pemerintah Daerah, disebutkan di pasal 6 huruf 'b' dikatakan bahwa untuk sarana sosial seperti Sekolah, Yayasan, Rumah Sakit, Koperasi, Perkantoran Non Pemerintah Daerah besaran sewa ditetapkan pertahun sebesar 0,3% x NJOP x luas tanah.
Sebelumnya, Kepala DPKAD Kota Bandung Ahmad Rekotomo mengatakan, lahan di Gedung Sabuga yang dikelola oleh ITB merupakan aset milik pemkot. Dia mengatakan bahwa pihak ITB belum membayar sewa ke pemkot sejak Mei 2012. Lahan seluas 3,1 hektare yang dipakai ITB itu kini masih menunggak sebesar Rp 3,2 miliar hingga Maret 2014.