Selasa 25 Mar 2014 16:11 WIB

'Dampak Teror Asap Itu Menjadi Bencana'

Asap di Sumatra Barat
Foto: M Arif Pribadi/Antara
Asap di Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Komandan Satgas Pasukan Darat Operasi Terpadu Darurat Asap Riau, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto, menyatakan teror dari pelaku pembakaran lahan masih terus mengancam Provinsi Riau yang membuat titik api baru dan asap kembali bermunculan.

"Titik api dari nol, naik jadi lima dan sekarang jadi 45. Jelas ini karena dibakar serentak mulai dari Kabupaten Rokan Hilir sampai Siak," kata Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (25/3). Bahkan, data satelit Terra dan Aqua menunjukkan kini ada 163 titik panas (hotspot) yang kini tersebar di Riau.

Perwira yang juga Komandan Korem 031/WB itu mengatakan pelaku pembakaran lahan cukup cerdas memanfaatkan arah angin yang berhembus dari Utara dan Selatan sehingga asap berpotensi menuju Kota Pekanbaru, serta cuaca kering yang kini melanda Riau. Mereka seakan tidak takut meski Satgas sudah menerjunkan ribuan personel TNI-Polri ke lapangan.

Menurut dia, bencana kebakaran dan asap Riau merupakan sebuah teror lama yang berkelanjutan sampai sekarang. Ia menyatakan aksi teror asap itu melibatkan jaringan mafia karena kegiatan itu tertutup dan terorganisir.

"Dampak teror asap itu menjadi bencana sampai ke anak kecil yang tidak berdosa, artinya itu menyerang masa depan generasi muda kita. Dan belum lagi kerugian besar berdampak ke ekonomi daerah," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan adanya pembiaran yang sedemikian lama dari pemangku kebijakan, termasuk oleh aparat penegak hukum, telah mengubah karakter sebagian warga menjadi masyarakat penjarah. Mereka merasa ada kehidupan, ada harapan dan sebagainya dari kejahatan lingkungan itu. "Nyatanya mereka (pelaku) merasa tidak bersalah melakukan itu," ujarnya.

Brigjen Prihadi Agus juga tidak menutupi ada keterlibatan oknum aparat, seperti tertangkapnya Sersan Mayor Sudigdo yang ternyata merupakan pemain lama sebagai "cukong" atau pemodal perambahan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Bahkan, ia juga mengatakan ada indikasi keterlibatan oknum polisi disana karena dari barang bukti telepon seluler milik pelaku perambahan ada pesan dari oknum Polsek setempat yang membocorkan adanya operasi pasukan TNI. "Dari handphone pekerja di lapangan bunyinya seperti itu," ujar Brigjen Prihadi Agus.

Untuk memberantas mafia teror asap, lanjutnya, butuh penegakan hukum ekstra yang terus dilakukan meski asap kebakaran sudah menghilang. Ia menjamin bahwa dukungan dari Presiden Susli Bambang Yudhoyono dan Panglima TNI akan terus menyertai upaya penegakan hukum terhadap upaya pemadaman asap dan kebakaran di Riau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement