REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ribuan warga dari perwakilan delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten memadati ruang paripurna DPRD Banten mengikuti Kongres Rakyat Banten II di Serang, Senin (24/3).
Sejumlah tokoh masyarakat dan para pendiri Provinsi Banten juga hadir dalam Kongres Rakyat Banten II seperti Mendagri Suryadi Soedirja, Mantan Ketua KPK Taufiqurahman Ruki, tokoh Muhtar Mandala, Embay Mulya Syarif, Ali Yahya, Mardini, Uu Mangkusasmita serta sejumlah tokoh lainnya termasuk para kepala daerah.
Wakil Gubernur Banten Rano Karno juga hadir dalam Kongres Rakyat Banten tersebut.
Ketua Pelaksana Kongres Rakyat Banten II Ade Mukhlas Syarif mengatakan kongres rakyat Banten yang pertama dilakukan pada 5 Desember 1999 sebelum pembentukan Provinsi Banten pada 2000 lalu.
Kongres rakyat Banten II dilatarbelakangi dari akumulasi berbagai penyimpangan yang dilakukan Pemerintahan Provinsi Banten saat ini.
"Kongres ini berawal dari akumulasi berbagai penyimpangan di Banten, sehingga muncul keprihatinan dari tokoh Banten kenapa ini bisa terjadi. Padahal tujuan pendirian Provinsi Banten pada awalnya untuk hidup mandiri dan mempercepat kesejahteraan," kata Ade Muklas Syarif.
Ade mengatakan, terjadinya akumulasi penyimpangan di Provinsi Banten yang saat ini terjadi disebabkan karena lemahnya fungsi pengawasan fungsional, pengawasan lembaga politik yakni peran DPRD serta lemahnya pengawasan dari masyarakat atau sosial kontrol.
Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Banten Suryadi Soedirja mengatakan setelah 13 Tahun Provinsi Banten berdiri ternyata masih banyak ditemukan masyarakat Banten yang masih miskin. Padahal tujuan pendirian Provinsi Banten yang memisahkan diri dari Jawa Barat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.
"13 Tahun lalu Provinsi Banten dibentuk, namun setelah 13 tahun berdiri ternyata disana sini masih terdapat saudara-saudara kita yang bertanya akan makan apa kita hari ini," kata Suryadi Soedirja disambut tepuk tangan warga yang memenuhi ruang paripurna DPRD Banten.
Ia berharap hasil dari kongres rakyat Banten II bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa dilakukan oleh para pemangku kebijakan di Provinsi Banten untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.
Mantan Ketua KPK Taufiqurahman Ruki tampil sebagai 'Keynot Speaker' pada Kongres Rakyat Banten tersebut yang menyoroti masalah fenomena politik dinasti di Provinsi Banten. "Kebanggaan saya menjadi masyarakat Banten ambruk karena fenomena negatif masalah politk dinasti dan korupsi di Banten saat ini," kata Taufiqurahman Ruki.