Senin 24 Mar 2014 16:17 WIB

BNPB Antisipasi Siklon Gillian Terhadap Kebakaran Riau

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Foto: Antara
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

REPUBLIKA.CO.ID, PENKABARU -- Komandan Operasi Terpadu Tanggap Darurat Asap Riau Syamsul Maarif mengatakan satuan tugas terus menggencarkan upaya pemadaman kebakaran untuk mengantisipasi dampak badai siklon tropis Gillian yang mengakibatkan titik api muncul lagi di Provinsi Riau.

"Kami terus mengoptimalkan satgas udara dan darat untuk melakukan pemadaman. Selama ini pengeboman air atau 'water bombing' sangat efektif selain operasi darat dan teknologi modifikasi cuaca," kata Syamsul Maarif dalam pernyataan persnya kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Syamsul yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengatakan upaya pemadaman akan dibarengi juga dengan upaya penegakan hukum untuk mencegah munculnya kembali titik api kebakaran. Selain memfokuskan pemadaman, lanjutnya, satgas juga melaksanakan penegakan hukum dan sosialisasi kepada masyarakat terkait larangan pembakaran lahan dan hutan.

"Titik api harus benar-benar dipadamkan. Apalagi musim kemarau nanti diperkirakan akan lebih kering," ujarnya.

Operasi Terpadu Darurat Asap Riau tinggal memiliki waktu kerja sekitar 10 hari lagi dari target pemadaman yang diperintahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Maret lalu.

Satgas Darat yang dipimpin oleh Komandan Korem 031/WB Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto mendapat tambahan satu brigade pasukan TNI yang dibantu oleh satgas udara menggunakan delapan helikopter bom air dan dua pesawat modifikasi cuaca.

Hanya saja, kata dia, upaya pemadaman bakal mengalami hambatan baru dengan adanya siklon tropis Gillian yang berada di Samudera Hindia, selatan Jawa bagian barat.

BMKG memprakirakan siklon ini mengakibatkan massa udara atau uap air di Riau tertarik ke arah selatan dalam kurun waktu tiga hari ke depan. Meski begitu, BMKG memprediksi pada 28 Maret dan selanjutnya potensi hujan di wilayah Riau kembali turun dengan intensitas ringan hingga lebat.

Pantauan Satelit NOAA-18 pada Minggu (23/3) menunjukkan ada 12 titik panas (hotspot) di Riau. Jumlah itu menyebar di Indragiri Hilir 3, Bengkalis 3, Dumai 2, Rokan Hilir 1, Meranti 1, Siak 1, Pelalawan 1 titik panas.

Sedangkan, dengan satelit Terra dan Aqua yang menggunakan sensor "modis" memantau titik api di Riau sekitar 51 titik berada di berbagai kecamatan di Kabupaten Bengkalis.

Kemudian 27 titik panas lainnya terdeteksi berada di sejumlah kecamatan di Kota Dumai meliputi Kecamatan Sungai sembilan, Dumai Barat, Bukit Kapur, dan Kecamatan Medang Kampai.

Selanjutnya 36 titik panas berada di Kabupaten Indragiri Hulu masing-masing di Kecamatan Kuala Cenaku, Gaung, Kemoas, Kerintang dan Pasir Penyu serta Kecamatan Rengat.

Di Kabupaten Kampar, satelit Terra merekam ada sebanyak 19 titik meliputi Kecamatan Tapung Hulu, Tapung, Koto Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Kampar Kiri Tengah dan Gunung Sahilan.

Titik panas juga terdeteksi di sejumlah wilayah kabupaten/kota lainnya di Riau kecuali Pekanbaru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement