REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pembenahan infrastruktur untuk mencegah bencana banjir.
Kepala BPBD Kota Kendari Iskandar K, di Kendari, Senin, mengatakan perbaikan infrastruktur terus dibenahi oleh instansi terkait seperti Dinas PU Kota Kendari, tingkat provinsi serta Balai Jalan dan Balai Sungai.
"Kota Kendari dilewati delapan aliran sungai yang semuanya bermuara di Teluk Kendari, sehingga menjadi daerah titik rawan banjir," ujar Iskandar.
Ia mengatakan, titik rawan banjir di kota Kendari yaitu sepanjang aliran Sungai Wanggu, aliran Sungai Rahandouna, aliran Sungai Kadia, wilayah Kampung Salo, wilayah Sanua, dan Kemaraya serta Mandonga, sehingga daerah ini menjadi perhatian pemerintah.
"Pengerjaan normalisasi sungai sudah dilakukan oleh Balai Sungai dan pemerintah provinsi, dalam hal ini Dinas PU provinsi, yakni di Sungai Rahandouna Anduonohu," ujarnya.
Menurut dia, pada 2014 pemerintah melalui BNPB akan melakukan normalisasi beberapa sungai yang lain, kemudian akan dilakukan oleh Dinas PU Kota Kendari.
"Sementara BPBD Kota Kendari hanya melakukan tugas administrasi dan monitoring," ujarnya.
Selain pengerjaan normalisasi sungai, pemerintah juga mengerjakan saluran air sebagai salah satu upaya mengurai banjir yang terjadi.
Bencana banjir akhir-akhir ini cenderung meningkat. Curah hujan yang turun di Kota Kendari semakin meningkat bahkan kami prediksikan Kendari akan diguyur hujan hingga Mei," ujarnya.
Kepala BPBD Kota Kendari itu menambahkan, pada bulan ini ada angin timur yang disebut sebagai kemarau basah, seperti yang terjadi bulan Juni dan Juli 2013 lalu. Meski kemarau tetapi curah hujan tinggi.