REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Siklon Gillian berpotensi memicu kekeringan di Riau. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi ini akan terjadi dalam tiga hari kedepan.
Berdasarkan rilis yang diterima Republika, Ahad (23/3) cuaca kering dipicu siklon tropis Gillian yang berada di Samudera Hinda, selatan Jawa bagian Barat. Siklon ini mengakibatkan massa udara atau uap air di wilayah Riau tertarik ke arah selatan.
Hujan diprediksi baru turun Jumat (28/3). Intensitas hujan yaitu ringan hingga lebat. Keringnya udara di Riau kembali memicu titik api sehingga kebakaran hutan dan lahan gambut.
Walaupun ribuan aparat sudah bersiaga, namun masih ditemukan pembakar baru yang senagaja membakar lahan dan hutan.
Bertambahnya titik api tersebut terpantau dari citra satelit NOAA18 ada 12 titik panas di Riau pada Ahad (23/3) yaitu Indragiri Hilir 3, Bengkalis 3, Dumai 2, Rokan Hilir 1, Meranti 1, Siak 1, Pelalawan 1. Sedangkan dengan satelit Modis ada 66 titik api yaitu di Bengkalis 37, Meranti 8, Dumai 7, Rohil 9, Pelalawan 4 dan Siak 1. Secara umu kualitas udara sudah membaik di lokasi-lokasi yang terpantau.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, yang saat ini masih di Pekanbaru memimpin Satgasnas Operasi Terpadu telah memerintahkan kembali untuk mengoptimalkan satgas udara dan darat untuk melakukan pemadaman.
Selama ini pengeboman air (water bombing) sangat efektif selain operasi darat dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Selain memfokuskan untuk pemadaman, satgas juga melaksanakan penegakan hukum dan sosialisasi kepada masyarakat terkait larangan pembakaran lahan dan hutan. Titik api harus benar-benar dipadamkan. Apalagi musim kemarau nanti diperkirakan akan lebih kering.