Ahad 23 Mar 2014 22:21 WIB

Pengungsi Erupsi Sinabung Juga Tinggalkan Posko Penampungan

Erupsi Gunung Sinabung
Foto: AP Photo
Erupsi Gunung Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, rasanya sudah cukup lama dan berbulan-bulan tinggal di Posko Penampungan yang disediakan Pemerintah maupun Badan Penanggulangan Bencana.

Pengungsi Sinabung tersebut berada di Posko Penampungan, Kabanjahe, karena adanya imbauan Pemerintah Kabupaten Karo agar warga yang berada di bawah radius lima kilometer dari kawah Gunung Sinabung harus mengungsi dan mencari tempat tinggal yang lebih aman.

Imbauan serupa juga ditujukan kepada penduduk yang berada di wilayah "zona merah" dan sangat berbahaya dari semburan material dan asap tebal yang berasal dari letusan Gunung Sinabung.

Sehubungan dengan itu, untuk keselamatan dan keamanan warga, maka Pemkab Karo mengambil kebijakan dengan menyediakan lebih kurang 40 titik penampungan bagi pengungsi erupsi Sinabung.

Namun, saat ini jumlah puluhan Posko Penampungan yang dijadikan tempat tinggal dan untuk istirahat bagi pengungsi setiap hari semakin berkurang dan telah kosong.

Koordinator Media Massa Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe, Jhonson Tarigan mengatakan, para pengungsi terus meninggalkan posko penampungan yang berada di Kabanjahe dan pulang ke rumah masing-masing.

Menurut dia, diperkirakan cukup banyak pengungsi yang akan kembali ke desa, karena mereka sudah cukup lama dan berbulan-bulan berada di penampungan.

Kelihatannya para pengungsi tersebut, sudah bosan tinggal di posko penampungan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Karo.

"Pemulangan ribuan pengungsi ke desa dan rumah tempat tinggal mereka, juga karena imbauan Pemerintah Kabupaten Karo dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN)," ucap Jhonson.

Bahkan, ujarnya, desa dan rumah pengungsi tersebut berada di luar radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung, dan termasuk zona aman.

"Jadi, pemulangan pengungsi tersebut tidak ada masalah dan juga sudah dipertimbangkan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang terus memantau perkembangan erupsi Sinabung," ujarnya.

Jhonson menambahkan, hingga saat ini tercatat 10 posko penampungan pengungsi di Kabanjahe dalam keadaan kosong dan tidak lagi ditempati warga.

Dari jumlah 44 posko penampungan pengungsi tersebut, 10 titik posko di antaranya telah ditinggalkan warga.

"Pengungsi tersebut kembali ke desa untuk mengurus rumah mereka yang penuh kotoran debu vulkanik, karena erupsi Gunung Sinabung," katanya.

ke-10 posko itu adalah Tongkoh (708 orang/225 KK), Losd Desa Sempajaya (1.622 orang/510 KK), dan Jambur Korpri (982 orang/303 KK).

Jambur Maka Mehuli (644 orang/170 KK) Jambur Siabang-Abang (1.256 orang/403 KK), Desa GBKP Ronggo Sumbul (315 orang/96 KK), Jambur Lau Gomba (767 orang/248 KK), Lapangan Futsal Lau Gumba (1.216 orang/412 KK), Losd Tanjung Pulo (712 orang/227 KK), dan Losd Tanjung Mbelong (362 orang/123 KK).

Data yang diperoleh dari Posko Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe, jumlah pengungsi erupsi Sinabung, Selasa (25/2) tercatat masih 15.959 orang atau 5.004 KK, terdiri atas 6.613 laki-laki, 6.861 perempuan, 1.1014 lanjut usia (lansia), 148 ibu hamil dan 699 bayi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "Siaga" menjadi "Awas" terhitung mulai Minggu, (24 November 2013) sekitar pukul 10.00 WIB.

Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 Km dari kawah Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan.

Kominfo Galang Bantuan

Kementerian Komunikasi dan Informatika menggalang bantuan untuk korban erupsi Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dan sekaligus meminta semua operator telekomunikasi tetap menjaga kualitas komunikasi sekaligus menyediakan layanan gratis.

"Alhamdulillah ajakan untuk peduli dengan korban Sinabung, Karo dan korban bencana di daerah lainnya selalu direspons dengan baik. Untuk Sinabung, misalnya, bantuan beragam mulai sembako, sandang dan lainnya, hari ini sudah ada dan siap diantarkan ke pengungsian," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Medan.

Dia mengatakan itu sesaat sebelum melepas 20 truk dan 17 kendaraan lain pembawa berbagai bantuan dari berbagai perusahaan mulai operator telekomunikasi seperti Telkom dan Telkomsel, media televisi, radio dan sejumlah perusahaan perbankan, antara lain dari Lippo Group.

Bantuan yang nilainya puluhan miliar rupiah itu sebelum diberangkatkan diserahkan secara simbolis kepada Pemerintah Provinsi Sumut yang diterima langsung oleh Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho di halaman Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro, Medan.

Menurut Menteri, semua masyarakat khususnya perusahaan diminta peduli dengan masalah dan korban bencana alam, apalagi dewasa ini sedang terjadi bencana di mana-mana termasuk banjir di Jakarta dan Menado.

Mengingat di tengah bencana, komunikasi sangat diperlukan, katanya, maka Kemkominfo sejak awal sudah menginstruksikan agar semua perusahaan telekomunikasi tetap menjaga kualitas layanan komunikasi dan sekaligus menyediakan layanan gratis untuk kepentingan warga, relawan dan pemerintah yang berada di lokasi pengungsian.

"Kehadiran saya kembali kali ini juga untuk memastikan infrastruktur telekomunikasi di kawasan bencana Gunung Sinabung, Karo. Kunjungan sebelumnya, saya melihat dan merasakan kualitas jaringan komunikasi di Sinabung cukup bagus," katanya.

Hujan Bantu Percepat Pemulangan

Hujan yang turun di Kabupaten Karo dalam dua hari terakhir membantu percepatan pemulangan warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan curah hujan itu sangat membantu karena mempercepat pembersihan tempat tinggal dan lahan pertanian masyarakat.

Apalagi hujan yang turun dalam dua hari terakhir itu memiliki intensitas ringan hingga lebat yang turun pada sore hingga malam hari.

Turunnya hujan itu dimaknai warga sebagai upaya untuk dapat segera kembali ke desa masing-masing dan melakukan aktivitas keseharian yang telah ditinggalkan sekitar empat bulan.

Namun warga yang telah diperbolehkan pulang sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) itu diingatkan untuk mematuhi larangan pemerintah agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari Gunung Sinabung.

"Warga tidak boleh beraktivitas dan berada dalam radius 5 Km dengan alasan apa pun," katanya.

Menurut Sutopo, warga desa yang telah kembali ke rumah masing-masing berjumlah 5.783 jiwa atau 1.619 kepala keluarga yang berasal dari Desa Batu Karang, Desa Rimo Kayu, dan Desa Naman.

Sedangkan warga desa lainnya yang akan dikembalikan berasal dari Desa Tiganderket, Desa Kutaimbaru, Desa Tanjung Merawa, Desa Kutambelin, Desa Kebayakan, Desa Gungpinto, Desa Sukandebi, dan Desa Payung.

"Warga dari delapan desa tersebut masih melakukan pembersihan tempat tinggal dan fasilitas umum lainnya bersama personel dari TNI, Polri dan relawan," kata Sutopo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement