Ahad 23 Mar 2014 12:25 WIB

Aisyiyah Intensifkan Gerakan ASI Eksklusif

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu organisasi otonom bagi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah mengintensifkan kembali Gerakan ASI Eksklusif.

Sejak pertama kali didirikan pada 1930, Aisyiyah memiliki misi di bidang kesehatan ibu dan anak. Misi Aisyiyah ini sejalan dengan program pemerintah.

"Isu kesehatan ibu dan anak, reproduksi, kanker serviks, kanker payudara, tuberculosis dan malaria memang program kita, yang kenyataannya jadi problem masyarakat Indonesia," ujar Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ahad (23/3).

Dia mengatakan pengetahuan mengenai pentingnya air susu ibu bagi bayi harus dimiliki para ibu. Begitu juga dengan tenaga kesehatan, seperti bidan.

Melalui sekolah kebidanan milik Aisyiyah, para bidan yang tengah belajar diberi pengetahuan pentingnya ASI. Menurut Siti, hal ini sangat penting karena mereka terjun langsung ke masyarakat.

"Program kami berbasis masyarakat. Ini harus dikuatkan dan jadi gerakan yang tidak boleh berhenti," katanya.

Siti menyebutkan tantangan memasyarakatkan ASI sangat luar biasa. Kultur dan pandangan masyarakat, terutama di pedesaan, masih menganggap jika bayi menangis artinya harus diberi makan. Bahkan, ada kasus bayi berusia satu pekan diberi makan pisang yang dihaluskan.

Faktor ibu yang bekerja juga menjadi tantangan. Bagaimana seorang ibu harus mampu membagi waktu untuk menyusui bayinya.

Karena itu, di Aisyiyah ada pelatihan pranikah bagi pasangan. Selain menyiapkan ibu sebelum menikah, laki-laki juga diberi pengertian memberi ASI merupakan tanggung jawab suami. Suami harus bertanggung jawab dan memberi dukungan pada istri untuk memberi ASI pada bayinya.

Siti berharap melalui penyuluhan, pelatihan bagi tenaga kesehatan Aisyiyah dan pelatihan bagi kelompok pasangan usia subur mampu memasyarakatkan Gerakan ASI Eksklusif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement