Ahad 23 Mar 2014 07:39 WIB

Potensi Pemuda Indonesia Dicuri

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
Irgan Chairul Mahfidz
Foto: Darmawan/Republika
Irgan Chairul Mahfidz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pemuda Indonesia kerap dimanfaatkan negara lain. Sebabnya, potensi mereka dianggap tidak berguna bila diterapkan di tanah air. Hal ini mengakibatkan Indonesia kehilangan eksistensi pemuda yang menjadi penopang pembangunan.

"Ini adalah pencurian potensi pemuda," jelas Ketua Bidang Organisasi dan Penguatan Ideologi Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Irgan Chairul Mahfiz, di Jakarta, Ahad (23/3).

Potensi pemuda harus dikerahkan untuk memaksimalkan pembangunan bangsa. Potensi tersebut berupa skill, keterampilan, dan pengetahuan yang mereka pelajari di lembaga pendidikan. "Itu semua harus dimanfaatkan," jelasnya. Potensi tersebut jangan sampai dimanfaatkan untuk membangun negara lain. Jangan sampai negara selain Indonesia yang justru memanfaatkan potensi pemuda Indonesia.

Pengetahuan mereka dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dan memperbaiki perekonomian negeri ini. Semangat mereka mampu memompa gairah masyarakat untuk mengembangkan wirausaha dan ekonomi kreatif.

Artis muda, Hengki Kurniawan, menyatakan yang kerap diabaikan adalah potensi berpolitik. Pemuda dinilainya harus melek politik, agar nantinya berpengalaman membangun bangsa. Potensi berpolitik ini dihalangi oleh hasutan yang menilai politik berbahaya, hanya identik dengan korupsi, dan menelan biaya mahal. "Padahal itu semua jauh dari kebenaran," imbuhnya.

Politik menurutnya adalah proses kaderisasi. Didalamnya ada pembentukan kader dari masyarakat berbagai kalangan. Selain itu, proses politik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan. "Kalau bukan pemuda, siapa lagi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement