Jumat 21 Mar 2014 19:14 WIB

Pengamat: Samad Ciptakan Politisasi di KPK

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Joko Sadewo
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad memberi kode dengan akan menjalankan shalat Istikharah dulu sebelum menerima pinangan Prabowo Subianto. Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menyarankan agar Samad jangan terlampau menanggapi ajakan untuk ikut ke dalam politik praktis.

 

Samad lebih baik fokus untuk menjalankan tugasnya memberantas korupsi. Apalagi, banyak kasus besar yang belum tertangani secara maksimal. Karena itu, kata dia, kalau Samad tidak mampu meredam syahwat politiknya maka manuvernya pasti akan mengganggu kinerja empat pimpinan KPK lainnya.

 

“Ini saya khawatir nanti kepemimpinan kolektif kolegial ini terganggu gara-gara wacana itu. Kemudian, Abaraham bisa sangat politis dalam mengambil keputusan di KPK,” kata Gun Gun ketika dihubungi, Jumat (21/3).

 

Dia menilai, wacana yang disampaikan Partai Gerindra itu bisa sangat berbahaya. Jika Samad menerima pinangan Prabowo, sangat mungkin KPK bisa digunakan semacam alat parpl untuk mengkapitalisasi nilai partai. Gerindra akan bisa menjadikan KPK sebagai bahan jualan untuk menaikkan citra positifnya di masyarakat.

 

Lebih baik, saran Gun Gun, Samad bekerja optimal tanpa terpengaruh hiruk-pikuk Pilpres 2014. “Gegap gempita tentang Abraham tidak hanya pemberitaan, melainkan juga masuk penetrasi ke dalam jantung KPK. Jangan terkesan bermain api,” ujar Gun Gun.

 

Menurut dia, Samad sebaiknya lekas bersikap tegas. Dia menyebut, sikap mengambang yang ditunjukkannya selama ini tidak menguntungkan KPK. Kalau mau menerima pinangan Prabowo, lebih baik segera dijawab. Namun, ia menyarankan agar Samad menolaknya.

 

“Abraham ini, meskipun bagus, tapi tidak punya kekuatan riil politik. Saya khawatir ia dijadikan semacam isu untuk menaikan popularitas Prabowo, dan nanti ditinggal begitu saja.” n erik purnama putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement