Jumat 21 Mar 2014 18:18 WIB

Pemanfaatan Energi Air Kurang karena Harga Rendah

Waduk Jatiluhur, Desa Galumpit, Kamis (15/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Waduk Jatiluhur, Desa Galumpit, Kamis (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanfaatan energi air untuk pembangkit listrik sampai saat ini belum optimal dari potensi yang ada karena rendahnya harga jual listrik yang dihasilkan.

"Agar menarik investor untuk mengembangkan energi air, harga jualnya harus dibuat lebih menarik," kata Direktur Pemanfaatan Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum Ari Setiadi Murwanto di Jakarta, Jumat (21/3).

Ari menyampaikan tersebut disela-sela diskusi mengenai pemanfaatan air dan energi dalam rangka Peringatan Hari Air Sedunia yang di gelar UNESCO kantor Jakarta berkerja sama dengan Universitas Atmajaya.

Dia menjelaskan, saat ini harga jual listrik tegangan tinggi yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rp 656 per kilowatt hour yang dinilai masih terlalu rendah. "Hitungan kami kalau bisa jadi Rp 850 per kilowatt hour termasuk biaya dan pajak," kata Ari.

Lebih lanjut Ari mengatakan, saat ini pemanfaatan potensi air sebagai energi berkelanjutan masih rendah. Dari potensi 75.000 megawatt, baru 3.900 megawatt yang terbangun.

Dari 261 waduk yang ada baru 22 waduk yang dioperasikan sebagai PLTA, tambah dia. "Tahun ini kita mengusulkan 12 waduk digunakan sebagai PLTA. Kita akan revitalisasi karena sudah dipenuhi sedimen," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement