Jumat 21 Mar 2014 07:56 WIB

Waspada! Perempuan Melahirkan Berisiko Kena Serangan Jantung

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Ibu melahirkan
Ibu melahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Serangan jantung ketika melahirkan mungkin dulu jarang terjadi, namun sebuah studi baru yang tercantum di Jurnal Anestesiologi menunjukkan potensi tersebut semakin tinggi. Peneliti mengamati data 56 juta kelahiran di rumah sakit dan menemukan bahwa ada 4.843 kasus serangan jantung ketika melahirkan terjadi. Artinya, 1 dari 11.749 ibu yang melahirkan mengalami serangan jantung.

Kepala peneliti, Dr. Jill M. Mhyre dari University of Arkansas for Medical Sciences di Little Rock menemukan bahwa penyebab utama serangan jantung adalah perdarahan yang berlebihan (47,7 persen), gagal jantung (13,3 persen), emboli cairan amnion (13,3 persen), serta infeksi darah (11,2 persen).

Dalam prosesnya, ketika melahirkan, jantung si ibu berhenti berdetak. Hal ini kemudian menyebabkan pendarahan berlebihan, gagal jantung, preeklamsia, infeksi darah, dan emblo cairan amnion yang semuanya menyebabkan irama jantung tidak teratur dan mengurangi aliran oksigen ke jantung.

Serangan jantung bisa fatal bagi sang ibu karena bisa menyebabkan bayinya terlahir tak bernyawa, meskipun dokter biasanya akan melakukan C-section untuk menjamin kelangsungan hidup si bayi. Para peneliti juga mengamati bahwa persentase peningkatan serangan  jantung saat melahirkan meningkat dari 52 persen pada 1998 menjadi 60 persen pada 2011.

"Di Amerika Serikat, angka kematian ibu sangat tinggi. Hanya 60 persen ibu yang bertahan hidup dari serangan jantung,' ujar Dr. Mhyre, dilansir dari Medical News Today, Jumat (21/3).

Informasi ini akan membantu penyedia layanan kesehatan untuk lebih siap dalam memberikan resusitasi cardiopulmonary kepada ibu dan bayinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement