Kamis 20 Mar 2014 03:27 WIB

Dirjen PHU Sudah Minta Penjelasan Saudi Airlines

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Yudha Manggala P Putra
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu (kiri) berbicara saat mengikuti rapat panitia kerja dengan komisi VIII di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/2).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu (kiri) berbicara saat mengikuti rapat panitia kerja dengan komisi VIII di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) sudah meminta penjelasan pihak maskapai Saudi Airlines terkait pembatalan penerbangan jamaah umrah. Dirjen PHU Anggito Abimanyu telah mendapat klarifikasi mengenai persoalan yang terjadi.

"Kami sudah menanyakan kepada pihak Saudi (Airlines) dan pihak Perhubungan," ujar Anggito, di Jakarta, Rabu (19/3). Dari hasil klarifikasi, menurut dia, pembatalan penerbangan ratusan jamaah umrah ke Tanah Suci itu terkait dengan penyediaan slot penerbangan.

Anggito mengatakan, slot yang ada sudah terlalu banyak. Karena itu, menurut dia, ada beberapa pembatalan slot time.

Pembatalan ini mengakibatkan adanya jamaah yang tidak bisa diberangkatkan. Namun, pemerintah tidak menyalahkan pihak maskapai terkait pembatalan keberangkatan jamaah umrah itu.

"Bukan karena Saudi-nya atau Garuda-nya. Tapi karena regulasi di Arab Saudi dan regulasi di Jakarta yang tidak memungkinkan adanya tambahan slot," kata dia.

Pada Rabu (12/3), Saudi Airlines membatalkan penerbangan. Sehingga ratusan jamaah umrah dari sekitar 10 travel sempat terkatung-katung di Jakarta. Karena pembatalan itu, jamaah batal berangkat ke Tanah Suci. Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) meminta pihak Saudi Airlines untuk bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi kepada jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement