REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Indonesia berpotensi krisis sumber daya air seperti negara tetangga, apabila sumber daya air yang ada tidak dikelola dengan baik.
Peringatan ini disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto saat menyampaikan pidato usai menerima gelar doktor honoris causa dari UGM. Joko yang alumni fakultas teknis UGM merupakan orang indonesia ke 22 yang memperoleh gelar dokter HC.
Menurut Joko, kekayaan sumber daya air di Indonesia termasuk yang terbesar kelima di dunia. Tercatat, potensi cadangan sumber daya air kurang lebih 3.900 miliar kubik per tahun yang tersebar dalam 5.886 sungai dan 521 danau.
Besarnya potensi cadangan kuantitas sumber daya air dan jumlah penduduk, indonesia memiliki ketersediaan air per kapita sebesar 16.600 kubik per tahun. Angka ini termasuk tinggi di dunia tetapi secara geografis ketersediaan per kapita antar pulau bervariasi.
Setengah dari penduduk yang ada di Jawa mendapatkan sedikit air sekitar 1.210 kubik per kapita per tahun atau hanya 7 persen terhadap rata-rata ketersediaan air per kapita.
“Bila tidak dikelola secara bijaksana tidak mustahil ke depan kita akan memasuki era krisis sumber daya air seperti yang dialami beberapa negara tetangga seperti singapura, malaysia, dan Filipina,” kata pria kelahiran Solo, 70 tahun lalu ini.
Menurutnya, saat ini masyarakat miskin khususnya di perkotaan masih banyak yang harus membeli air lebih mahal dari penjual air eceran karena tidak mendpat sambungan langsung dari PDAM, pasalnya baru 27,05 persen masyarakat yang mendapatkan akses air minum melalui perpipaan. Hal itu dikarenakan kecilnya dana yang hanya 0,4 persen dari apbd di setiap daerah yang dialokasikan untuk penyediaan air minum masyarakat.
Sedangkan pengelolaan PDAM dikelola amsing-masing daerah pasca otonomi daerah. “Kondisi ini membawa implikasi pengelolaan sumber daya air modern yang menganut konsep pengelolaan terpadu yang tidak mengenal administrasi wilayah,” katanya.
Ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air ini menjadi tantangan pemerintah yang akan datang dalam mengatur masalah desentralisasi dan otonomi daerah dalam pengelolaan air ini.
Kementerian PU dalam empat tahun terakhir, kata Kirmanto, telah membangun sebanyak 28 waduk yang 11 diantaranya diperkirakan selesai dalam tahun ini. “Waduk-waduk ini akan menambah tampungan air sebesar 1.061,92 juta kubik,” katanya.
Sedangkan program penyediaan air minum dan sanitasi untuk rakyat, berbagai upaya yang dilakukan kementeriannya lewat perlibatan masyarakat melalui penyediaan air mium dan sanitasi berbasis masyarakat, program yang dilaksanakan sejak 2008 ini telah mencakuo 6.855 Desa. “Program ini masih dilanjutkan hingga 2016 untuk 5000 desa lagi,” katanya.