Rabu 19 Mar 2014 16:11 WIB

Menhan: Radar TNI Tak Deteksi Pesawat MH370

Rep: esthi maharani/ Red: Taufik Rachman
  Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.
Foto: AP/flightradar24.com
Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan radar militer yang ditempatkan di Sabang, Nangroe Aceh Darussalam, tidak mendeteksi adanya pesawat yang melintasi wilayah Indonesia.

"Saya dapat laporan, sistem radar pertahanan udara di Sabang sangat kuat dan tidak mendeteksi adanya pesawat (yang melintasi wilayah Indonesia)," katanya di Jakarta, Rabu.

Purnomo menegaskan radar militer yang dimiliki Kemhan lebih sensitif dibandingkan radar sipil sehingga tidak perlu diragukan keakuratannya.

Dia menegaskan apabila ada pesawat yang terbang ke arah utara Malaysia dan selatan Thailand maka posisi di luar radar Indonesia."Radar militer berada di bawah koordinasi kami (Kemenhan)," ujarnya.

Menurut dia, Menteri Pertahanan Malaysia sudah menghubungi dirinya pada Rabu (19/3) pagi. Menhan Malaysia, menurut Purnomo, meminta bantuan Indonesia untuk menemukan pesawat MH-370 yang sudah menghilang sejak Sabtu (8/3).

"(Menhan) Malaysia menelepon saya tadi pagi (Rabu 19/3) meminta bantuan Indonesia karena batas waktu black box 20 hari lagi," ujarnya.

Purnomo mengatakan sudah menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan akan dibawa dalam pertemuan kabinet untuk didiskusikan dengan berbagai pihak.

Dia menegaskan Indonesia memiliki komitmen untuk membantu Malaysia menemukan pesawat tersebut."Indonesia akan membantu tetangganya dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan pencarian tersebut (pesawat MH-370)," katanya.

Pesawat Malaysia Airlines pada Sabtu (8/3) dikabarkan menghilang saat terbang dari Malaysia menuju Beijing, Cina. Dalam perkembangannya banyak spekulasi yang bermunculan.

Pemerintah Malaysia dalam perkembangannya meyakini pesawat tersebut dibajak dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Pemerintah Malaysia menilai ada tindakan sengaja dalam pesawat itu mematikan transponder.

Ada dua kemungkinan pesawat itu mengakhiri penerbangannya, pertama koridor utara yaitu di wilayah Kazakhstan dan Turkmenistan. Kedua kemungkinan di koridor selatan yaitu sekitar perairan Samudra Hindia dan Indonesia.

Sejauh ini sudah ada 14 negara yang ikut terlibat dalam pencarian pesawat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement