Rabu 19 Mar 2014 15:03 WIB

Hatta: Pemerintah Belum Bicarakan Kenaikan Harga BBM

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Koordinator Ekonomi Hatta Rajasa memimpin rapat koordinasi di Jakarta, Selasa (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Ekonomi Hatta Rajasa memimpin rapat koordinasi di Jakarta, Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mengusulkan agar harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali dinaikkan pada tahun ini.  Tujuannya untuk mengurangi beban fiskal pemerintah dalam menopang kegiatan perekonomian.  Kenaikan harga per Juni 2013 dinilai kurang berdampak kepada anggaran pemerintah. 

Menanggapi usulan Bank Dunia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, sampai saat ini, pemerintah belum membicarakan kenaikan harga BBM bersubsidi.  "Saya tidak ingin berbicara sebelum ada pembicaraan kenaikan harga BBM," ujar Hatta di kantornya, Rabu (19/3).

Hatta enggan menanggapi saran Bank Dunia agar harga BBM dinaikkan dari besaran saat ini Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.  Pun dengan saran agar pemerintahan yang baru nanti menaikkan harga BBM.  "Saya tidak akan menanggapi sesuatu yang akan, akan," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, pagu subsidi BBM tercatat Rp 194,89 triliun.  Sedangkan realisasi subsidi BBM dalam APBN-P 2013 sampai dengan 31 Desember 2013 mencapai Rp 210 triliun.  Secara kumulatif sejak 2008 hingga 2012, realisasi subsidi telah menyentuh Rp 643,5 triliun.

  

Hatta menjelaskan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dan kredibilitas fiskal.  Terlebih, defisit anggaran dibatasi tidak boleh melebihi 3,0 persen.  "Kami memikirkan itu (pengendalian subsidi BBM dalam APBN).  Kita kan dibatasi (defisit anggaran)," ujar mantan menteri perhubungan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement