Rabu 19 Mar 2014 14:01 WIB

Ikan Mati Danau Maninjau Capai 175,85 Ton

Danau Maninjau
Foto: .
Danau Maninjau

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG, SUMBAR -- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan jumlah ikan mati di keramba jaring apung Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya mencapai 175,85 ton dengan kerugian sekitar Rp3,5 miliar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam Ermanto di Lubukbasung, Rabu (19/3), mengatakan jumlah ini merupakan data yang diperoleh dari penyuluh perikanan Kecamatan Tanjung Raya. Data ini dikumpulkan dari pemilik dan petani ikan dengan jumlah keramba jaring apung (KJA) sebanyak 252 petak.

Menurut dia, kematian ikan ini disebabkan kondisi air Danau Maninjau sangat pekat akibat tercemar amoniak atau senyawa hidrogen dan nitrogen, akibat pakan ikan terlalu banyak di dasar perairan dan ditambah limbah rumah tangga.

"Senyawa ini dapat mengakibatkan ikan mati, setelah pengadukan air dasar danau, sehingga udara pada perairan menjadi hampa," katanya.

Untuk mengatasi kerugian yang lebih banyak, Ermanto meminta kepada petani untuk panen dini, memindahkan ikan belum siap panen ke kolam dan menghidupkan pompa oksigen.

Selain itu, mengatur jarak KJA dari bibir pantai sekitar 200 meter dengan kedalaman sekitar 15 meter dan mengatur jarak KJA dengan KJA lain sekitar 10 meter.

"Selama ini jarak KJA dengan bibir pantai hanya 50 meter dengan kedalaman lima meter dan jarak KJA dengan KJA lain hanya satu meter," tambahnya.

DKP Kabupaten Agam, akan memberikan surat edaran kepada petani untuk mengurangi tebar bibit ikan, pengaturan jarak KJA dan lainnya. Sebelumnya, DKP Agam sudah memberikan edaran kepada petani agar mengurangi tebar benih ikan periode Agustus 2013 sampai Maret 2014, karena pada saat itu cuaca ekstrem yang mengakibatkan naiknya air ke permukaan dan tubo belerang.

"Surat edaran ini setiap tahun kita berikan kepada masyarakat dengan tujuan agar petani tidak mengalami kerugian cukup besar. Namun masyarakat tidak menghiraukan imbauan itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement