Selasa 18 Mar 2014 20:54 WIB

Bali Bakal Punya Bandara Apung

Tol Bali (ilustrasi)
Foto: JASAMARGA
Tol Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Perusahaan konsultan asal Kanada yang bernama "Airport Kinesis Consulting/AKC" menawarkan konsep bandar udara baru di Kabupaten Buleleng, Bali, supaya dibangun di tengah laut.

"Pembangunan bandara di tengah laut itu nanti dengan jarak satu kilometer dari daratan. Semua fasilitas bandara, seperti landasan pacu, terminal, dan lain-lain akan dibangun di atas sebuah pulau buatan yang akan dihubungkan dengan jalur kereta ke daratan. Sedangkan sebagai fasilitas pendukung, di daratan akan dibangun sebuah kota bandara," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Trecy Renold mendampingi perwakilan AKC bertemu Gubernur Bali, di Denpasar, Selasa (18/3).

Ia mengemukakan keuntungan yang didapat dari pembangunan bandara di tengah laut itu akan mengurangi biaya, tidak ada pembebasan tanah, dan efek kebisingan dari pesawat juga bisa dikurangi karena sangat jauh dari lingkungan penduduk.

Sementara itu, Shad Servoune, perwakilan AKC mengatakan bahwa jika pemerintah Indonesia memberikan izin, maka dalam jangka waktu 10 bulan setelahnya proyek ini sudah bisa dikerjakan.

Sedangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan sangat memahami konsep yang diajukan ini karena memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika bandara dibangun di darat. Tetapi, Pastika masih meminta waktu kepada AKC untuk melakukan presentasi sekali lagi di hadapan tokoh-tokoh masyarakat Bali yang akan diundang agar bisa memperoleh masukan-masukan.

Ini mengingat bandara yang akan dibangun di kabupaten paling utara Pulau Dewata itu adalah proyek besar yang akan menentukan nasib Bali ke depan.

"Saya mohon kesediaannya untuk bisa mempresentasikan konsep ini sekali lagi dalam bahasa Indonesia dihadapan semua tokoh masyarakat, baik tokoh agama, lingkungan, akademisi dan sebagainya agar mereka bisa memberikan masukan-masukan demi kebaikan bersama, dan untuk masa depan Bali," ujarnya.

Pastika juga meminta Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Astawa Riyadi untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, agar terjadi sinkronisasi keputusan tentang penentuan proyek bandara itu. Dalam rapat itu juga dihadiri Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjindra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement