REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU-- Kabut asap kiriman dari Provinsi Riau semakin tebal menyelimuti Kota Bengkulu dan sekitarnya, Sabtu, kata prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati, Harris. "Ini menunjukkan kebakaran hutan di Riau semakin parah," katanya di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan asap kebakaran hutan di Riau terbawa angin utara hingga timur laut ke Bengkulu. Kondisi ketebalan asap cukup parah saat pagi hari dimana jarak pandang horisontal hanya 500 meter. Namun, semakin siang jarak pandang naik menjadi 1.000 meter dan diperkirakan pada sore hari akan kembali memburuk.
Haris mengatakan kabut asap yang berpindah dari Provinsi Riau ke Bengkulu memiliki jeda. "Ada jeda, bisa beberapa jam atau atau jeda sehari, bergantung kecepatan angin," ucapnya.
Bila kondisi kebakaran hutan di Pekanbaru, Riau semakin parah, maka kualiatas udara di Bengkulu dan wilayah Barat Sumatra juga semakin memburuk. Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Fatmawati, Sustri mengatakan ketebalan asap tersebut bahkan membuat tiga penerbangan dari Jakarta ke Bengkulu ditunda.
"Sebab jarak pandang tidak memungkinkan untuk pesawat mendarat, tiga penerbangan ke Bengkulu yakni Garuda, Citilink dan Lion ditunda," katanya.
Sebelumnya sejumlah nelayan di Kota Bengkulu mengeluhkan kabut asap kiriman dari Provinsi Riau. "Sudah sepekan ini kabut asap menyelimuti perairan Bengkulu, ini mengganggu aktivitas kami melaut," kata Ali Basra, seorang nelayan di Pasar Pantai Malabero Kota Bengkulu.
Ia mengatakan, asap yang mengganggu jarak pandang membuat nelayan tidak bisa melaut terlalu jauh.
Sebab, bila dipaksakan dapat membahayakan keselamatan nelayan. Karena itu kata dia, nelayan terutama yang menggunakan kapal kecil hanya berlayar sejauh 1 kilometer dari darat.
Menurut Basra, asap yang menyelimuti perairan itu dipastikan dari kebakaran hutan di Riau. "Karena kalau kabut musiman tidak seperti ini bentuknya, ini jelas asap dari Riau," katanya.