Sabtu 15 Mar 2014 10:07 WIB

Pengamat Yakin Faktor Jokowi Akan Perkuat Saham dan Rupiah

Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/3) sore, melanjutkan penguatan hingga 152,48 poin (3,84 persen) ke posisi 4.878,64 dan disertai penguatan rupiah 11 poin ke Rp11.375 per dolar AS.

Sejumlah pengamat pasar saham menilai sentimen politik dari pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai presiden dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menjadi faktor penguatan IHSG pada akhir pekan itu.

"Saya sudah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi di Jakarta Utara.

Senada dengan IHSG, indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga naik 36,26 poin (4,37 persen) ke level 830,67. Transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI tercatat sebanyak 272.034 kali dengan volume mencapai 6,103 miliar lembar saham senilai Rp 8,399 triliun.

Dari transaksi itu, efek yang bergerak naik sebanyak 169 saham, yang melemah 142 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 85 saham. Kenaikan IHSG di BEI pada hari Jumat (14/3) sebesar 152,48 poin kontradiktif dengan sejumlah indeks di bursa regional.

Indeks Hang Seng melemah 216,59 poin (1,00 persen) ke level 21.539,49; indeks Nikkei turun 488,32 poin (3,30 persen) ke level 14.327,66; dan Straits Times melemah 7,67 poin (0,25 persen) ke posisi 3.073,72. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa; analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono; dan Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengakui kenaikan IHSG itu dipengaruhi penetapan Jokowi, sapaan Joko Widodo, sebagai calon presiden oleh PDI Perjuangan.

"Pasar melihat Jokowi mungkin akan memberikan angin segar bagi ekonomi kita sehingga mereka pikir pasti tidak lama lagi ada euforia di pasar kita jika Jokowi betul terpilih," kata Purbaya ketika dihubungi via telepon.

Purbaya mengatakan bahwa indeks di pasar saham dan pasar uang akan bergerak naik jika ada harapan atau ada hal yang mengejutkan dalam politik. Setelah pergerakan itu, pasar akan kembali menilai program-program atau kebijakan yang akan disampaikan kandidat pemimpin terkait dengan ekonomi Indonesia dan global.

"Jika kebijakan ekonomi yang disampaikan Jokowi dinilai cukup memuaskan pasar, indeks mungkin akan naik lagi. Apabila Jokowi menang, indeks juga mungkin naik lagi. Dan, pada akhirnya pasar akan menilai ulang kebijakan fundamental yang sempat membawa euforia positif di pasar," kata Purbaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement