Jumat 14 Mar 2014 13:29 WIB

Cara Baru DKI Kurangi Sampah dan Macet

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tumpukan sampah (ilustrasi)
Foto: thehindu.com
Tumpukan sampah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki cara baru untuk mengurangi volume sampah dan kemacetan di ibu kota. Cara tersebut yakni dengan melarang bahan mentah masuk ke DKI.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, sejumlah komoditi pangan di DKI akan disuplay oleh Provinsi Lampung dalam bentuk bahan siap olah. Misalnya, kelapa yang kulitnya sudah dikupas, jagung yang sudah bersih, dan daging potong.

"Bayangkan kalau kelapa dikirim ke sini dengan kulitnya. Berapa ton sampah dihasilkan. Sayuran juga begitu," ujarnya usai melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Lampung di Balai Kota, Jumat (14/3).

Selain itu, lanjut Jokowi, sistem tersebut juga dapat mengurangi kemacetan. Dia mencontohkan, untuk distribusi misalnya, tak boleh lagi sapi utuh dikirim ke Jakarta.

Dia menjelaskan, pengiriman hewan ternak seperti itu membutuhkan banyak truk. Sementara, apabila daging potong yang dikirim, tentu jumlah truk yang digunakan jauh lebih sedikit. "Mungkin yang tadinya butuh seribu truk jadi tinggal seratus truk," kata mantan Wali Kota Solo tersebut.

Jokowi mengatakan, kerjasama tersebut akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kedua provinsi, yaitu PD Pasar Jaya dan PT Wahana Raharja.

Lebih lanjut dia mengatakan, kerjasama ini juga akan memberikan kontribusi positif bagi Lampung. Sebab, akan ada lapangan kerja baru bagi masyarakat lampung. "Jadi orang tidak perlu berbondong-bondong datang ke Jakarta kalau hanya untuk kerja kupasin bawang," ujarnya.

Sementara, Gubernur Provinsi Lampung Sjachroedin ZP mengatakan, semua komoditi yang berasal dari wilayah Indonesia bagian barat akan masuk ke pusat distribusi agro di Lampung. Selanjutnya, setelah semua komoditi diolah, barulah barang-batang tersebut akan dikirim ke Jakarta.

"Cara ini akan memotong mata rantai perdagangan. Selain itu dapat menguntungkan petani juga. Sebab, mereka tidak perlu menjual hasil pertanian mereka ke calo," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement