REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, meliburkan pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, menyusul asap semakin pekat menyelimuti kota itu.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Ellia Makmur di Bukittinggi, Jumat, mengatakan pelajar dari tingkat SD dan SMA yang diliburkan tersebut dikecualikan bagi pelajar kelas tiga SMP dan kelas tiga SMA.
"Pelajar kelas tiga SMP dan kelas tiga SMA tidak diliburkan karena mereka akan menghadapi ujian nasional (UN)," katanya.
Ia menyebutkan, para pelajar kelas tiga SMP dan kelas tiga SMA itu diminta tetap berada di dalam ruangan kelas dengan membatasi diri untuk keluar ruangan.
"Semula kami hanya meliburkan pelajar kelas satu SD dan pendidikan usia dini (PUD) sejak Selasa (11/3). Namun karena kabut asap semakin pekat, terpaksa diambil kebijakan dengan meliburkan seluruh siswa kecuali siswa kelas tiga SMP dan kelas tiga SMA," katanya.
Menurut dia, kemungkinan pada Senin (17/3) seluruh pelajar tersebut akan kembali belajar seperti biasa, dengan harapan kabut asap tidak lagi menyelimuti Bukittinggi atau setidaknya mulai menipis," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Syofia Dasmauli mengatakan, akibat kabut asap itu telah meningkatkan jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA) sekitar 10 persen sampai 20 persen.
"Peningkatan penderita ISPA tersebut berdasarkan laporan dari tujuh puskesmas yang tersebar di 24 kelurahan pada tiga kecamatan di Bukittinggi," katanya.
Ia menyarankan warga memperbanyak minum air putih supaya pengaruh kabut asap di bagian tenggorokan tidak begitu berdampak terhadap kesehatan.
Kabut asap dapat menyebabkan penyakit ISPA karena membawa partikel melalui udara yang dapat mengganggu saluran pernafasan saat terhirup.
"Memakai masker setidaknya dapat meminimalkan penyakit ISPA akibat kabut asap," katanya.